Di mana letak rasa percaya diri seorang muslimah? Tentu jawaban dari pertanyaan itu berbeda-beda. Tergantung siapa yang menjawab, di lingkungan seperti apa seorang muslimah itu menghabiskan kesehariannya, dan yang lebih penting lagi, tergantung seberapa paham muslimah tersebut akan tuntunan syari’at Islam, terutama dalam mengatur pergaulan.
Ada muslimah yang mengatakan bahwa ia merasa sangat percaya diri jika memiliki wawasan dan keilmuan yang luas. Sebab dengan itu, ia merasa tidak tulalit ketika bertemu dengan banyak orang. Ada juga yang bilang bahwa ia merasa percaya diri dengan wajah yang cantik dan penampilan yang modis. Hmm, sah-sah saja, karena manusia di manapun berada tentu akan lebih nyaman berkawan dengan model orang yang demikian daripada yang gemar berpenampilan kucel dan asal-asalan.
Namun di antara banyak dan bermacam jawaban dari pertanyaan di atas, ada juga muslimah yang mengatakan bahwa kepercayaan dirinya ada ketika tubuhnya berbau wangi dengan semprotan parfum.
Sepintas jawaban tersebut terdengar biasa saja. Karena toh, parfum bukanlah barang yang langka, alias mudah didapat. Dan siapa pun berhak menggunakannya.
Sebenarnya, apa manfaat yang didapat dengan menggunakan parfum? Tentu saja jawabannya lagi-lagi tergantung pada masing-masing pemakai. Namun jika dilihat dari pengakuan para pengguna parfum secara umum, diantara manfaat menggunakan parfum adalah sebagai berikut; kecantikan yang dimiliki akan lebih terpancar, terasa lebih eksklusif, menjadi lebih diperhatikan, sensasi hidup yang menjadikan kenangan tak terlupakan, lebih banyak yang menyukai, penampilan menjadi lebih sempurna, dan menjadi orang yang ditunggu-tunggu kehadirannya.
Dari serentetan manfaat penggunaan parfum di atas, jika si pemakai itu adalah seorang muslimah, jelas terlihat betapa bias manfaat dari parfum itu sebenarnya. Sebab, jika dikembalikan pada standar Islam dalam menilai kaum wanita, nilainya bukan lagi terletak pada hal-hal bias tersebut, melainkan pada kesempurnaannya sebagai wanita shalihah.
Muslimah Bukan 'Pezina'
Yang jauh lebih penting dari beragam standar nilai tersebut, bahwa tak dapat dibantah dan ditawar, Islam mengharamkan penggunaan parfum di kalangan muslimah kecuali di hadapan suami atau mahramnya.
Tidak tanggung-tanggung, dalam sebuah hadits, Rasulullah saw mengatakan bahwa seorang muslimah yang menggunakan parfum, kemudian melintas di hadapan lelaki yang bukan mahramnya, maka derajatnya setara dengan pezina. Na’udzubillahi min dzalik.
“Wanita siapa saja yang memakai wangi-wangian (parfum) lalu ia lewat di depan suatu kaum (gerombolan orang), kemudian mereka mencium baunya, maka ia adalah pezina.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasai, dari jalan Ghunain bin Qois dari Abi Musa)
Dalam hadits lain, dari Zaenab ats-Tsaqafiyah ra, Rasulullah saw bersabda,
“Jika di antara kalian, kaum wanita, yang shalat Isya’ (pada riwayat lain disebutkan, ‘di Masjid’) maka janganlah memakai wangi-wangian (parfum) di malam itu.” (HR.Muslim)
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa seorang wanita berpapasan dengan Abu Hurairah dan bau wewangian (parfum) menerpanya. Maka Abu Hurairah berkata, “Wahai hamba Allah! Apakah kamu hendak ke masjid?”. Wanita itu menjawab, “Ya.” Abu Hurairah kemudian berkata lagi, ”Pulanglah saja! Lalu mandilah! Karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangiannya menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi (baru kemudian shalat ke masjid)”. (Hadits Shahih, dikeluarkan oleh Al Baihaqi (III/138 dan 246) )
Larangan memakai parfum bagi muslimah tentu saja tidak terbatas ketika hendak pergi ke masjid saja. Dalam hal ini Syaikh Al Bani menyatakan, bahwa memakai parfum saja diharamkan bagi muslimah yang hendak pergi ke masjid, tentu tidak diragukan lagi bagi yang ingin menuju ke tempat selain masjid seperti pasar dan lain sebagainya, hal itu jauh lebih haram dan lebih besar dosanya.
Hadits-hadits di atas telah dengan jelas memberikan petunjuk tentang haramnya muslimah-muslimah yang keluar rumah dengan memakai parfum, sebab muslimah yang memakai parfum yang lewat di hadapan kaum lelaki akan merangsang gairah dan daya tarik tersendiri bagi mereka.
Al Allamah al-Mubar Kaafury rahimahullah dalam kitab Tsalatsuna Nahyan Syar’iyan lin-Nisa’ memberikan komentar tentang hadits-hadits di atas dengan mengatakan bahwa muslimah-muslimah yang memakai parfum adalah pezina, sebab dengan parfumnya itu ia menyebabkan timbulnya gairah para lelaki untuk melihat wanita tersebut.
Betapa tinggi Islam memuliakan kaum muslimah. Ketika ia masih menjadi seorang anak, maka dengan keteguhannya berpegang pada ajaran Islam, ia dapat dikatakan sebagai anak yang shalihah dambaan para orang tua. Ketika telah menjadi muslimah dewasa, jika ia tetap berteguh dengan menjalankan syari’at Islam secara kaffah, maka ia layak termasuk dalam golongan wanita shalihah dambaan lelaki yang sholeh. Dan setelah ia menjadi seorang istri dan ibu, yang tetap istiqamah berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidupnya, maka ia layak mendapat gelar istri sekaligus ibu shalihah dambaan Ummat, sebab dari dirinya akan terlahir generasi-generasi dambaan Islam dan kaum muslimin.
Maka, janganlah kemuliaan tersebut tercemar bahkan hilang hanya karena setetes parfum yang digunakan ketika keluar rumah dan bukan di hadapan suami maupun mahram. Sebab, setetes parfum itu dapat menjadikan seorang muslimah masuk dalam kategori seorang pezina. Sedangkan sudah pasti, muslimah bukanlah pezina.
Yang Penting, Tak Ada Bau yang Bikin Pingsan
Di balik serentetan dalil yang telah pasti dari Rasulullah saw, yang menyedihkan, masih saja banyak muslimah yang ngeyel untuk tetap menggunakan parfum ketika keluar rumah, dengan berbagai alasan.
Diantaranya adalah, konon katanya bau badannya tidak sedap dan merasa kurang nyaman bertemu dengan banyak orang tanpa semprotan parfum. Dengan kata lain, sang muslimah berharap, parfum dapat menyamarkan bahkan menghilangkan bau badan yang tidak sedap.
Padahal jika masalahnya hanya sekedar bau badan yang tidak sedap, banyak sekali solusi untuk mengatasinya. Jika seorang muslimah tidak tergolong orang yang sibuk sekali, daun sirih adalah salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau badan. Selain bisa diminum, juga dapat digunakan untuk mandi. Dan masih banyak lagi cara alami dan syar'i yang dapat ditempuh selain minum dan mandi dengan daun sirih.
Namun bagi yang masuk dalam kategori muslimah sibuk, sekarang ini banyak produk yang dijual di pasaran untuk mengatasi masalah tersebut. Dari yang bubuk hingga yang berbentuk cair, semua ada, tinggal pilih yang tidak mengandung wewangian (free fragarance) dan bebas alkohol.
Namun akhirnya, semua dikembalikan kepada niat. Dan bicara niat, hanya diri masing-masing dan Allah saja yang tahu. Jika alasan yang dikemukakan adalah ingin ‘menyelamatkan’ hidung sesama dari bau yang tidak diharapkan, maka mudah-mudahan para muslimah tidak malas untuk mencari tahu beragam cara yang baik dan halal sebagai solusinya.
Namun jika ada niatan lain dalam menggunakan parfum, terlebih seperti yang telah disebutkan di atas, maka mudah-mudahan Allah swt segera memberikan rasa takut dalam hati para muslimah akan peringatan yang datangnya dari Rasulullah saw. Ya, sebab Islam hanya menginginkan yang terbaik untuk kemuliaan seorang muslimah. Dan sebab, sekali lagi, karena muslimah bukanlah pezina. Wallahu’alam.
Ada muslimah yang mengatakan bahwa ia merasa sangat percaya diri jika memiliki wawasan dan keilmuan yang luas. Sebab dengan itu, ia merasa tidak tulalit ketika bertemu dengan banyak orang. Ada juga yang bilang bahwa ia merasa percaya diri dengan wajah yang cantik dan penampilan yang modis. Hmm, sah-sah saja, karena manusia di manapun berada tentu akan lebih nyaman berkawan dengan model orang yang demikian daripada yang gemar berpenampilan kucel dan asal-asalan.
Namun di antara banyak dan bermacam jawaban dari pertanyaan di atas, ada juga muslimah yang mengatakan bahwa kepercayaan dirinya ada ketika tubuhnya berbau wangi dengan semprotan parfum.
Sepintas jawaban tersebut terdengar biasa saja. Karena toh, parfum bukanlah barang yang langka, alias mudah didapat. Dan siapa pun berhak menggunakannya.
Sebenarnya, apa manfaat yang didapat dengan menggunakan parfum? Tentu saja jawabannya lagi-lagi tergantung pada masing-masing pemakai. Namun jika dilihat dari pengakuan para pengguna parfum secara umum, diantara manfaat menggunakan parfum adalah sebagai berikut; kecantikan yang dimiliki akan lebih terpancar, terasa lebih eksklusif, menjadi lebih diperhatikan, sensasi hidup yang menjadikan kenangan tak terlupakan, lebih banyak yang menyukai, penampilan menjadi lebih sempurna, dan menjadi orang yang ditunggu-tunggu kehadirannya.
Dari serentetan manfaat penggunaan parfum di atas, jika si pemakai itu adalah seorang muslimah, jelas terlihat betapa bias manfaat dari parfum itu sebenarnya. Sebab, jika dikembalikan pada standar Islam dalam menilai kaum wanita, nilainya bukan lagi terletak pada hal-hal bias tersebut, melainkan pada kesempurnaannya sebagai wanita shalihah.
Muslimah Bukan 'Pezina'
Yang jauh lebih penting dari beragam standar nilai tersebut, bahwa tak dapat dibantah dan ditawar, Islam mengharamkan penggunaan parfum di kalangan muslimah kecuali di hadapan suami atau mahramnya.
Tidak tanggung-tanggung, dalam sebuah hadits, Rasulullah saw mengatakan bahwa seorang muslimah yang menggunakan parfum, kemudian melintas di hadapan lelaki yang bukan mahramnya, maka derajatnya setara dengan pezina. Na’udzubillahi min dzalik.
“Wanita siapa saja yang memakai wangi-wangian (parfum) lalu ia lewat di depan suatu kaum (gerombolan orang), kemudian mereka mencium baunya, maka ia adalah pezina.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasai, dari jalan Ghunain bin Qois dari Abi Musa)
Dalam hadits lain, dari Zaenab ats-Tsaqafiyah ra, Rasulullah saw bersabda,
“Jika di antara kalian, kaum wanita, yang shalat Isya’ (pada riwayat lain disebutkan, ‘di Masjid’) maka janganlah memakai wangi-wangian (parfum) di malam itu.” (HR.Muslim)
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa seorang wanita berpapasan dengan Abu Hurairah dan bau wewangian (parfum) menerpanya. Maka Abu Hurairah berkata, “Wahai hamba Allah! Apakah kamu hendak ke masjid?”. Wanita itu menjawab, “Ya.” Abu Hurairah kemudian berkata lagi, ”Pulanglah saja! Lalu mandilah! Karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangiannya menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi (baru kemudian shalat ke masjid)”. (Hadits Shahih, dikeluarkan oleh Al Baihaqi (III/138 dan 246) )
Larangan memakai parfum bagi muslimah tentu saja tidak terbatas ketika hendak pergi ke masjid saja. Dalam hal ini Syaikh Al Bani menyatakan, bahwa memakai parfum saja diharamkan bagi muslimah yang hendak pergi ke masjid, tentu tidak diragukan lagi bagi yang ingin menuju ke tempat selain masjid seperti pasar dan lain sebagainya, hal itu jauh lebih haram dan lebih besar dosanya.
Hadits-hadits di atas telah dengan jelas memberikan petunjuk tentang haramnya muslimah-muslimah yang keluar rumah dengan memakai parfum, sebab muslimah yang memakai parfum yang lewat di hadapan kaum lelaki akan merangsang gairah dan daya tarik tersendiri bagi mereka.
Al Allamah al-Mubar Kaafury rahimahullah dalam kitab Tsalatsuna Nahyan Syar’iyan lin-Nisa’ memberikan komentar tentang hadits-hadits di atas dengan mengatakan bahwa muslimah-muslimah yang memakai parfum adalah pezina, sebab dengan parfumnya itu ia menyebabkan timbulnya gairah para lelaki untuk melihat wanita tersebut.
Betapa tinggi Islam memuliakan kaum muslimah. Ketika ia masih menjadi seorang anak, maka dengan keteguhannya berpegang pada ajaran Islam, ia dapat dikatakan sebagai anak yang shalihah dambaan para orang tua. Ketika telah menjadi muslimah dewasa, jika ia tetap berteguh dengan menjalankan syari’at Islam secara kaffah, maka ia layak termasuk dalam golongan wanita shalihah dambaan lelaki yang sholeh. Dan setelah ia menjadi seorang istri dan ibu, yang tetap istiqamah berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidupnya, maka ia layak mendapat gelar istri sekaligus ibu shalihah dambaan Ummat, sebab dari dirinya akan terlahir generasi-generasi dambaan Islam dan kaum muslimin.
Maka, janganlah kemuliaan tersebut tercemar bahkan hilang hanya karena setetes parfum yang digunakan ketika keluar rumah dan bukan di hadapan suami maupun mahram. Sebab, setetes parfum itu dapat menjadikan seorang muslimah masuk dalam kategori seorang pezina. Sedangkan sudah pasti, muslimah bukanlah pezina.
Yang Penting, Tak Ada Bau yang Bikin Pingsan
Di balik serentetan dalil yang telah pasti dari Rasulullah saw, yang menyedihkan, masih saja banyak muslimah yang ngeyel untuk tetap menggunakan parfum ketika keluar rumah, dengan berbagai alasan.
Diantaranya adalah, konon katanya bau badannya tidak sedap dan merasa kurang nyaman bertemu dengan banyak orang tanpa semprotan parfum. Dengan kata lain, sang muslimah berharap, parfum dapat menyamarkan bahkan menghilangkan bau badan yang tidak sedap.
Padahal jika masalahnya hanya sekedar bau badan yang tidak sedap, banyak sekali solusi untuk mengatasinya. Jika seorang muslimah tidak tergolong orang yang sibuk sekali, daun sirih adalah salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau badan. Selain bisa diminum, juga dapat digunakan untuk mandi. Dan masih banyak lagi cara alami dan syar'i yang dapat ditempuh selain minum dan mandi dengan daun sirih.
Namun bagi yang masuk dalam kategori muslimah sibuk, sekarang ini banyak produk yang dijual di pasaran untuk mengatasi masalah tersebut. Dari yang bubuk hingga yang berbentuk cair, semua ada, tinggal pilih yang tidak mengandung wewangian (free fragarance) dan bebas alkohol.
Namun akhirnya, semua dikembalikan kepada niat. Dan bicara niat, hanya diri masing-masing dan Allah saja yang tahu. Jika alasan yang dikemukakan adalah ingin ‘menyelamatkan’ hidung sesama dari bau yang tidak diharapkan, maka mudah-mudahan para muslimah tidak malas untuk mencari tahu beragam cara yang baik dan halal sebagai solusinya.
Namun jika ada niatan lain dalam menggunakan parfum, terlebih seperti yang telah disebutkan di atas, maka mudah-mudahan Allah swt segera memberikan rasa takut dalam hati para muslimah akan peringatan yang datangnya dari Rasulullah saw. Ya, sebab Islam hanya menginginkan yang terbaik untuk kemuliaan seorang muslimah. Dan sebab, sekali lagi, karena muslimah bukanlah pezina. Wallahu’alam.
Haifa Ramadhan
Posting Komentar