SELASA, 20 NOVEMBER 2012 16:00
Setelah Zionis Israel menghabur-haburkan kekayaannya untuk melakukan agresi militernya ke Palestina, negara itu pun dirudung krisis yang sangat dahsyat hingga kini, terlebih krisis global sekarang ini sedang melanda dunia. Dampak dari krisis di Israel akibat mengagresi brutal Jalur Gaza.
Menurut laporan Mehr News (19/11) mengutip televisi al-Manar, berdasarkan laporan-laporan yang telah dipublikasikan oleh rezim Zionis Israel, serangan rezim penjajah Palestina ini ke Jalur Gaza telah membebani ekonomi Israel mencapai 400 juta dolar dan selain itu, harus ditambahkan juga biaya sistem pertahanan Iron Dome sebesar 20 juta dolar.
Ehud Barak, Menteri Peperangan Israel mengumumkan bahwa sistem pertahanan Iron Dome telah menembakkan 350 rudal untuk mencegat roket-roket muqawama Palestina dan biaya yang yang harus ditanggung sebesar 20 juta dolar.
Al-Manar menambahkan, sementara harga setiap roket buatan para pejuang Palestina hanya 100 dolar, dan roket Grad satunya sekitar 1100 dolar
Dalam laporan ini disebutkan bahwa harga satu sistem Iron Dome lebih dari 200 juta dolar dan militer Israel telah menempatkan Iron Dome kelima di kota Negev dan yang keenam di Tel Aviv.
Selain itu, biaya tentara cadangan yang dipanggil untuk bertugas telah mencapai 760 ribu dolar.
Al-Manar menulis, roket-roket muqawama yang ditembakkan Palestina pendudukan telah mengurangi kegairahan pasar Israel, khususnya di Tel Aviv, Baitul Maqdis dan daerah-daerah selatan Palestina pendudukan.
Televisi Felestin al-Youm, mengutip dari Atif Alwanah, analis finansial dan ekonomi mengatakan, "Perang Gaza memiliki dampak ekonomi. Karena tembakan roket muqawama telah menciptakan ketakutan para konsumen dan investor. Yakni, muncul kekhawatiran dan keraguan untuk melakukan aktivitas ekonomi untuk saat ini."
Ia menambahkan, "Agresi terhadap Gaza berpengaruh pada melemahnya ekspor Israel. Karena produksi barang menurun dan dari sisi lain impor semakin bertambah. Kondisi ini justru membebani ekonomi Israel."
Analis ekonomi ini juga menyinggung dampak agresi Israel ke Gaza terhadap kondisi shekel, mata uang Israel dan mengatakan, "Nilai tukar shekel terhadap mata uang lainnya juga terus menurun dan penurunannya tidak pernah terbayangkan selama ini."
Alwanah menambahkan, "Berlanjutnya agresi ke Gaza akan semakin menurunkan nilai tukar shekel. Karena saat ini Bank Sentral Israel tengah menyuntikkan dana guna mencegah semakin turunnya nilai tukar shekel terhadap dolar."
Data menunjukkan peningkatan tajam dalam jumlah warga Israel yang menghadapi kemiskinan dari 27 persen pada tahun 2000 menjadi 31 persen pada tahun 2012.
Data juga menunjukkan bahwa risiko tingkat kemiskinan bagi anak-anak di Israel jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Uni Eropa - 40 persen di Israel dan 20 persen di Uni Eropa.
Data tersebut dirilis dalam rangka memperingati hari internasional untuk memerangi kemiskinan. tak sedikit warga Israel yang enggan menjadi militer. Mayoritas diantara mereka lebih suka bekerja di perusahaan-perusahaan atau pun tempat-tempat lainnya. Hal itu diungkapkan oleh harian Ma'arif yang telah melakukan penelitian di Israel.
Data juga menunjukkan bahwa risiko tingkat kemiskinan bagi anak-anak di Israel jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Uni Eropa - 40 persen di Israel dan 20 persen di Uni Eropa.
Data tersebut dirilis dalam rangka memperingati hari internasional untuk memerangi kemiskinan. tak sedikit warga Israel yang enggan menjadi militer. Mayoritas diantara mereka lebih suka bekerja di perusahaan-perusahaan atau pun tempat-tempat lainnya. Hal itu diungkapkan oleh harian Ma'arif yang telah melakukan penelitian di Israel.
Penelitian itu dilakukan terhadap para pemuda dan pemudi Israel. Dalam penelitian itu menunjukkan, 25,8% diantara mereka enggan untuk menjadi tentara. Angka ini meningkat tajam. Pada tahun 1991, para pemuda dan pemudi Israel yang enggan menjadi tentara hanya 18,32%..sebagaimana diberitakan oleh situs ism Senin 20/11) SuaraMedia
Posting Komentar