Kamis, 22 November 2012
SEDIH tapi bingung apa yang harus dilakukan ketika melihat kondisi umat Muslim di Gaza. Korban jiwa terus berjatuhan akibat serangan-serangan udara yang gencar dilancarkan Israel ke wilayah Jalur Gaza, tatapi tak ada satu pun umat Muslim di Negara lain yang bisa menolongnya.
Sudah 143 orang dilaporkan syahid selama delapan hari serangan-serangan intens Israel tersebut. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Sebagai remaja yang tinggal di Negara mayoritas Muslim tentunya harus bersikap kritis ketika melihat kondisi kaum Muslim yang sedang terancam jiwanya dan terus menerus dihantui dengan senjata-senjata yang siap membunuhnya.
Tetapi sayangnya remaja di Indonesia banyak yang tidak peduli atau bahkan tidak sama sekali mengetahui tragedi berdarah ini, mereka tidak mengetahui persoalan ini karena remaja sekarang hanya asyik berpacaran, bermain musik atau berlenggak-lenggok ala foto model.Yang kontras dan menyedihkan, mana kala banyak remaja dan anak-anak Palsetina dan Gaza membawa ketapel dan batu-batu mempertahankan harga diri dan kedaulatan mereka hingga menjemput syahid yang mulia, justru banyak remaja yang rusak akibat seks bebas, narkoba atau tawuran. Sungguh memalukan jika kita membandingkan remaja di Indonesia yang aman dari serangan senjata dengan remaja di Palestina.
Remaja kita disibukkan urusan galau karena pacar, pelajaran atau masalah-masalah sepele lainnya. Sedangkan remaja di Palestina harus menahan kesedihannya karena ditinggal wafat oleh kedua orang tuannya akibat serangan Israel, atau bahkan sedang menunggu kematian dirinya.
Seperti yang diutarakan oleh seorang remaja Muslimah berusia 14 tahun yang bercerita kisah Anak Gaza. Remaja Muslimah itu bercerita, "Saya seorang anak Palestina, seorang anak yatim piatu". Lalu ia memberikan kisah seorang anak di Palestina. Dia mengatakan, "Apa kejahatanku?", Mereka mengatakan, "Karena kamu anak Palestina, tidak ada seorang pun yang mendengar kalian". Saya bertanya pada mereka, "tidakkah ada orang lain di dunia ini seperti saya?" Mereka berkata, "1,5 milyar, di antara mereka bernama A'isyah dan Ahmad". "Saya tidak percaya itu. Di manakah mereka? Perlihatkan padaku, di mana mereka? Di mana kaum Muslim? Apakah mereka telah meninggalakan kami dari kaum Yahudi?"
Di akhir perkataanya, remaja Muslimah calon mujahidah tersebut berdoa kepada Allah subhanahu Wata'aala; "Ya, Allah, aku mengimani-Mu dan aku melihat perlindung-Mu. Aku tergantung kepada-Mu dan kepercayaan-Mu. Engkaulah pelindung dan Pemilik segala sesuatu. Engkaulah Tuhan Semesta Alam dan Tuhanku. Ya Allah, hancurkan mereka, aku adalah anak Palestina, seorang anak yatim.
Dari perkataan remaja Palestina tersebut sudah dapat kita rasakan bahwa betapa menderitanya saudara dan kawan mereka di Palestina. Dan mereka mengharapkan kepedulian kaum Muslim di Negara lain untuk membebaskan mereka dari belenggu serangan Yahudi.
Sudah saatnya anak-anak dan remaja generasi Muslim membuka hati dan pikirannya dengan megkaji Islam sehingga menyadari bahwa derita umat ini adalah sebagai akibat dari wahn dan sekularisme yang mencengkram serta bebicara tentang solusi Islam, karena hanya Islam dalam yang dapat menolong mereka serta seluruh Negara-negara kaum Muslim yang sedang merasakan kesengsaraan menuju ketentraman dan kedamaian.
Siti Eva Rohana Pelajar Di SMK PGRI 2 CIMAHI
Red: Cholis Akbar
sumber
Posting Komentar