Asbabul Galau

0 komentar


  Galau, gelisah, gundah, bete, nggak mood, futur de el el. Semua kita mungkin pernah merasakan hal ini. Tapi tahukah kita kenapa hal itu bisa terjadi pada diri kita. Kenapa kita yang tadinya punya hamasah, energik and spirit tiba-tiba dilanda oleh kefuturan atau bahasa anak muda sekarang “galau”. Why?

Apalagi menjelang ujian termin dua ini kita benar-benar membutuhkan semangat baja untuk menaklukkan muqarrar. Sebenarnya galau atau futur itu biasa. Yang penting kata Rasul tidak jatuh ke dalam kemaksiatan. Karena banyak orang yang merasa galau lalu untuk mengobati galaunya itu ia pergi ke tempat-tempat maksiat. Na’udzubillah deh.
Nah, maka sebab itu perlu bagi kita untuk mengetahui apa aja yang bisa membuat kita jadi galau bin futur. Mudah-mudahan dengan mengetahui asbab dari galau tersebut kita bisa meng-ilaj dengan segera sehingga bisa kembali melakukan aktivitas dengan semangat. Yuk, kita simak yang bisa bikin kita galau!
Pertama: Berlebihan dalam din. Artinya kita tidak terlalu berlebihan dalam suatu jenis amal sehingga mengabaikan amal-amal lainnya. Contohnya nih, ketika kita berazzam untuk bisa shalat tahajjud tiap malam. Okelah minggu pertama misi kita berjalan dengan baik, selanjutnya kita malah K’O di tengah jalan. Nah, sebaiknya kita tidak terlalu memaksakan diri. Tapi cobalah secara bertahap, dua kali seminggu. Kalau yang sudah ini berjalan dengan mantab. Insya Allah ke depannya bisa ditingkatkan.
Rasul Saw bersabda: Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan (HR. Muslim)
Karena itu, amal yang disukai oleh Allah adalah amal yang sedikit tapi kontinyu. Setuju…
Kedua: Berlebihan dalam yang mubah. Dalam kaidah ushul fiqih kita tahu bahwa hukum dari segala sesuatu adalah mubah. Tapi keseringan dalam hal mubah bisa bikin kita jadi futur loh. For example Facebook-an melulu sehingga melalaikan kewajiban. Atau dunianya hanya bola saja. Setiap hari yang ia ikuti hanya bola. Pagi main bola, siang entar main pe-es bola, malamnya nonton bola. Yha semua waktunya habis dengan si bola. Bukan berarti saya mengharamkan main bola. Tapi sesuai dengan kadarnya. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk riyadhah sehingga menjaga kesehatan. Karena sebaik-baik urusan adalah aushotuha. Tul nggak?
Ketiga: Memisahkan diri dari jama’ah. Nah loh, jama’ah apaan nih? Eitss…tunggu dulu bro. Rasulullah saw memerintahkan untuk kita berjamaah “Alaykum bil jama’ah”. Dulu ada khilafah islamiyah tempat menyatukan kaum muslimin. Sekarang karena khilafah Islamiyah nggak ada maka kita dianjurkan untuk bergabung dalam jama’ah minal muslimin. Apapun jama’ah dan harakahnya yang penting tujuannya sama yaitu untuk li i’la kalimatillah. Sebab dengan berjama’ah kita akan lebih terjaga dari godaan syetan “Faiina syaithona ma’al wahid”.
Sedangkan tanpa jama’ah seseorang bisa terperangkap kepada kebosanan yang terjadi akibat kerutinan. Karena itu Imam Ali berkata: Sekeruh-keruh hidup berjama’ah itu lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri.
Keempat: Sedikit mengingat akhirat. Yap, karena kita sudah terlalu banyak dilalaikan dengan hal yang mubah maka sangat jarang kita mengingat akhirat. Dengan mengingat akhirat kita menjadi terpacu untuk beramal, sebaliknya orang yang lupa dengan kehidupan akhirat akan mudah loyo dan galau.
Kelima: Melalaikan amalan siang dan malam. Melaksanakan ibadah secara tekun akan membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Karena setiap ibadah yang kita lakukan adalah ibarat bahan bakar yang selalu memacu kita untuk selalu bersemangat. Dengan kata lain orang yang sering melalaikan ibadah akan mudah terjerumus ke dalam kefuturan. So, dari sekarang kalo pengen nggak galau ya ibadah solusinya :)
Keenam: Tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan. Ini dia yang sering membuat kita “jatuh”. Sudah menjadi sunnatullah bahwa kehidupan ini akan penuh dengan tantangan. Maka kita harus punya persiapan dan mental yang kuat dalam menghadapi segalanya. Seperti yang pernah saya tulis dalam catatan sebelumnya tentang “Bereskan Urusanmu Dengan Allah, Lalu Biarkan Ia Membereskan Urusanmu”.
Ketujuh: Bersahabat dengan orang-orang lemah. Bi’ah sangat mempengaruhi sekali dalam hidup kita. Berteman dengan orang-orang lemah semangatnya terkadang juga membuat kita menjadi lemah. Seharusnya kitalah yang menjadi cahaya spirit bagi kawan-kawan kita yang lemah. Bukan berarti kita menjauhi mereka.
Makanya Rasulullah Saw bersabda: “Seseorang atas diri sahabatnya, maka lihatlah dengan siapa ia berteman.” Nggak heran, kalo orang bejat yah temannya sama-sama bejatlah, kalo orang saleh, temannya juga pada saleh insya Allah. Seiring dengan firman Allah Atthoyyibin lit thoyyibat, orang-orang baik itu jodohnya yah buat yang baik-baik juga :)
Itulah beberapa asbabul galau yang sering bikin kita jadi “nggak jelas”. Mudah-mudahan dengan mengetahui asbab nya kita jadi gampang untuk bangkit kembali. Karena umat membutuhkan ar rijal al qowi untuk kembali menegakkan Islam di muka bumi Allah. Insya Allah…Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’ma nashir.

sumber
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. Khazanah Islami - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger