Jangan Sampai Tersalah Memilih Orang

0 komentar

Memilih perahu untuk berlayar itu sangat penting. Kalau tersalah pilih, boleh sahaja bocor di tengah lautan. Sedangkan lautan itu luas, pasti tidak cukup hanya berenang dan mendayung beberapa meter kemudian berhenti. Pasti memerlukan banyak tenaga untuk sampai ke pulau. Maka mendayung perahu, mengemudikannya sedemikian rupa memerlukan kepakaran agar tidak tersesat atau tersalah memilih pulau yang dituju atau tenggelam karam di tengah lautan.
Begitulah ibaratnya dalam memilih cinta. Jangan sampai tersalah orang dalam memilih cinta. Mencintai orang yang salah lebih memeritkan daripada tidak mencintai orang sama sekali.
Kerana seumur hidup waktu kita terbuang bersama orang yang salah. Orang yang tidak akan dapat bersama kita  dalam mencipta bahagia.
Bagi kita, formula untuk bahagia itu adalah X manakala bagi lelaki pula sebaliknya beranggapan bahagia adalah dengan Y. Kita ke timur dan dia ke barat. Kita ingin ke lautan sedangkan dia ingin ke daratan.
Apakah cinta yang sedang menghampiri itu sebuah cinta yang dapat diterima akal? Saat dia datang, melemparkan senyuman hanya sedikit tetapi rasanya sangat dalam. Apakah itu dapat diterima akal? Seseorang jatuh cinta pada sebuah senyuman, kemudian ketika ia berdegup kencang, ada labuhan cinta di dada, apakah itu juga boleh diterima?
Banyak wanita Muslimah hanya menggeleng kepala apabila ditanya tentang itu. Apakah logik mereka menggelengkan kepala tetapi lisan mereka berkata, “Aku tidak tahu mengapa aku begini. Tetapi aku sangat menyukainya.”
Inilah sebuah kebingungan hati.
Kematangan kita diuji. Mampukah kita untuk tetap rasional disaat dibuai oleh dahsyatnya pesona? Mampukah kita untuk berdiri segagah perwira saat terkena rayuan maut? Tidak ramai diantara kita dapat menjawab dengan pasti. Biasanya akan berkata, “Saya tidak tahu, kita lihat sahaja nanti.”
Dimanakah kecerdasan dan kematangan itu ketika seorang mahasiswi yang masih muda sedang jatuh cinta kepada pensyarahnya? Di manakah pula kecerdasan saat seorang ibu anak dua jatuh cinta kepada suami orang? Ke manakah kecerdasan dan kematangan kita disaat cinta  menghanyutkan kesedaran kita? Otak yang cerdas mendadak jatuh ke kepala lutut dikala cinta menguasainya!
“Bagaimanapun dia, saya tetap mencintainya.”
Begitulah, apa pun dia, tetap sahaja sangat berharga bagi pencintanya.


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. Khazanah Islami - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger