Menyusui Dini Berperan Penting Bagi Bayi Baru Lahir

0 komentar

Pemberian ASI (Air Susu Ibu) mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan bayi, terutama di tahun pertama masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, menurut dr. Ekarini Aryasatiani Sp.OG, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sangat penting bagi bayi yang baru lahir, terlebih bayi yang baru lahir akan merasa terkejut karena ia tidak lagi berada di dalam rahim ibunya yang hangat.

“IMD adalah aktifitas yang dilakukan untuk mendukung bayi menemukan cara mempertahankan hidupnya secara alami. Dilakukan selama 1-2 jam pada awal kehidupan bayi. Bayi yang selama 9 bulan 10 hari berada dalam rahim ibu yang hangat juga tidak mendadak dipisahkan, masih bisa merasakan kehangatan ibu juga mendengar dan merasakan getaran detak jantung ibunya, suara ibunya,” papar wanita yang pernah meraih predikat “Dokter Teladan” pada tahun 1989 di Provinsi NTT ini saat menjadi narasumber seminar “Inisiasi Menyusui Dini” di Aula Gedung A Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Depok, Senin (29/10/2012) kemarin.

”Begitu bayi lahir, bayi dikeringkan dengan handuk bayi yang hangat, diisap lendir hidung dan mulut sesuai standar baku. Setelah dikeringkan bayi segera diletakan pada dada ibunya, kontak dari kulit ke kulit tanpa busana (skin to skin contact). Bayi diselimuti dengan selimut bayi yang hangat. Letakkanlah bayi pada dada ibunya selama 1 jam untuk proses menyusu dini,” paparnya kembali.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan yang kini bekerja di sebuah Rumah Sakit Swasta Nasional di Jakarta ini juga menambahkan, seringkali keberhasilan mengisap asi baru terjadi setelah menit ke 45.
Banyak manfaat menyusui dini. Sebab dengan IMD, kata dr. Ekarini, kemampuan kulit ibu dapat menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi (thermoregulator-thermo synchrony), suhu manusia sekitar 36 atau 37 derajat C.
Karena pentingnya IMD ini, ia menyarankan persiapan menyusui harus dimulai dari remaja dengan selalu memassage dada sehari dua kali.
Pengidap HIV

Ketua POKJA Jakarta Bebas Kanker Serviks ini juga mengatakan, masih banyak yang mengira bahwa seorang ibu yang terkena virus HIV tidak bisa memberikan asi eksklusif pada anaknya. 
Padahal menurutnya,  ibu yang terkena HIV masih bisa memberikan asi eksklusif pada bayinya asalkan sang ibu minum obat antiretroviral selama enam bulan.
“Ibu yang terkena HIV apakah boleh memberikan asi pada anaknya? Boleh, asal ibunya minum obat selama enam bulan, yang ngga boleh itu kalau puting si ibu berdarah kemudian mulut anaknya luka terus darahnya itu tertelan sama anaknya,” terangnya.
Namun apabila puting si ibu berdarah, ASI-nya tersebut harus dipanaskan terlebih dulu sebelum diberikan kepada anak.

“Air susunya dipompa kemudian dipanaskan, karena HIV itu kuman dan mati ketika dipanaskan. ASI tidak perlu dipanaskan di atas api karena ASI tidak boleh dipanaskan di atas api tapi botol hasil pompanya itu dimasukkan atau dicemplungin ke dalam air mendidih,“ paparnya.
Ia mengungkapkan.  kematian bayi dalam satu tahun itu hampir 80% dari seluruh kematian Balita. Artinya untuk satu tahun pertama kita harus menjaga bayi dengan luar biasa apalagi di Indonesia.

Oleh karenanya, ia menyarankan agar para ibu tak menunda pemberian ASI pada bayi. Sebab menurutnya, dengan menunda semakin menaikkan angka kematian pada bayi.
“Sebulan pertama itu kehidupan yang paling penting bagi bayi,” ungkapnya.
Karena itu dampak tidak diberikannya ASI segera akan meningkatkan kematian pada bayi

sumber 
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. Khazanah Islami - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger