KENAPA NABI MUHAMMAD SAW GK BOLEH DILUKIS?

0 komentar


Banyak orang yang tidak faham akan agama Islam, baik dari kalangan
umat Islam itu sendiri atau dari kalangan umat non muslim yang
mempertanyakan kenapa Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam
tidak boleh dilukis apalagi dibuat patung ? Larangan melukis Nabi
Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam terkait dengan keharusan
menjaga kemurnian ‘aqidah kaum muslimin. Sebagaimana sejarah permulaan
timbulnya paganisme atau penyembahan kepada berhala adalah dibuatnya
lukisan orang-orang sholih, yaitu Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr
oleh kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam. Memang pada awal kejadian, lukisan
tersebut hanya sekedar digunakan untuk mengenang kesholihan mereka dan
belum disembah. Tetapi setelah generasi ini musnah, muncul generasi
berikutnya yang tidak mengerti tentang maksud dari generasi sebelumnya
membuat gambar-gambar tersebut, kemudian syetan menggoda mereka agar
menyembah gambar-gambar dan patung-patung orang sholih tersebut.
Sebenarnya melukis makhluk hidup, yaitu manusia atau binatang
hukumnya berdosa, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam :
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا
نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ
“Setiap pelukis ada di dalam neraka, dijadikan setiap lukisannya
memiliki jiwa, lalu akan menyiksa pelukisnya di dalam neraka Jahanam.”
( HR. Muslim )
Ibnu ‘Abbas dalam riwayat tersebut menyebutkan : “Bila mesti
melakukannya, maka buatlah lukisan pohon atau apa pun yang tidak
memiliki nyawa.”


Dalam hadits yang lain disebutkan :
عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ الأَسَدِيِّ قَالَ : قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ
أَبِي طَالِبٍ أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً
إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاً قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Dari Abul Hayyaj Al-Asadi dia berkata : ‘Ali bin Abi Tholih berkata
kepadaku : “Maukah aku utus engkau pada apa yang Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah mengutusku ? yaitu jangan kamu
biarkan gambar kecuali kamu menghapusnya, dan kuburan yang
dikeramatkan kecuali kamu meratakannya.” ( HR. Muslim )
Artinya menggambar apa pun dari manusia atau pun hewan dilarang karena
bisa menjadi pemicu kemunculan paganisme baru. Ini adalah kaidah
saddudz dzari’ah atau “menutup jalan yang menuju kepada kerusakan”.


Melukis Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam selain dilarang karena
adanya larangan melukis makhluk bernyawa dari jenis manusia dan
binatang, juga dilarang karena bisa membuka pintu paganisme atau
berhalaisme baru, padahal Islam adalah agama yang paling anti dengan
berhala.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا اشْتَكَى
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَتْ بَعْضُ نِسَائِهِ
كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ
وَكَانَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأُمُّ حَبِيبَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَتَتَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا وَتَصَاوِيرَ
فِيهَا فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ أُولَئِكِ إِذَا مَاتَ مِنْهُمْ
الرَّجُلُ الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ثُمَّ صَوَّرُوا
فِيهِ تِلْكَ الصُّورَةَ أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ
“Dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Ketika Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam sakit, sebagian isteri beliau
menyebut-nyebut sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah
yang disebut dengan Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah rodhiyallohu
‘anhuma pernah mendatangi negeri Habasyah, mereka menyebutkan tentang
kebagusannya dan gambar-gambar yang ada di dalamnya. Maka beliau pun
mengangkat kepalanya, lalu bersabda : “Itulah orang-orang yang bila
ada orang sholih di antara mereka yang mati, mereka membangun masjid
di atas kuburannya kemudian membuat gambar-gambarnya. Itulah
sejelek-jelek makhluk di sisi Alloh.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )


Demikian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam mencela kelakuan
orang-orang ahli kitab yang mengkultuskan orang-orang sholih mereka
dengan membuat gambar-gambarnya agar dikagumi lalu dipuja. Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam melarang menyerupai mereka :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mere
ka.” ( HSR. Abu Dawud )


Dalam hadits yang lain, beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا
أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
“Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang
Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan
Rosul utusan-Nya.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )
Itulah sebab utama kenapa Umat Islam bersikeras melarang melukis
Ro-sululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, yaitu dalam rangka menjaga
kemurnian ‘aqidah tauhid.


Masih banyak sebab yang lainnya dari larangan menggambar Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya penggambaran diri
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam akan membuka peluang untuk
perbuatan penistaan terhadap pribadi beliau. Sebagaimana seseorang
yang benci kepada orang lain, namun karena tidak mampu melampiaskan
kebenciannya secara langsung, mereka lantas membuat serentetan penista
an terhadap gambar atau foto orang yang dia benci. Apakah akan dia
ludahi atau dia injak-injak atau dia sobek-sobek atau dia bakar atau
dibikin ka rikatur yang bernuansa pelecahan, dan sebagainya.


Dengan tidak dilukisnya gambar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam maka tidak mungkin seseorang yang kafir atau fasiq mampu
membuat gambaran wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam,
karena hanya orang-orang yang benar imannya saja yang bisa melihat
beliau :


مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا
يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي
“Barangsiapa melihatku di dalam mimpinya, sesungguhnya dia benar-benar
melihatku, karena syetan tidak mungkin menyerupai bentukku.” ( Hr.
Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud Ibnu Majah dan Ahmad )


Dalam salah satu riwayat Al-Bukhori ada tambahan :
وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ
النُّبُوَّةِ


“Dan mimpi seorang mu’min adalah seperempat puluh enam bagian dari kenabian.”
Bila demikian keadaannya maka tidak mungkin seorang fasiq apalagi
kafir bisa tahu wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Andai
mereka bermimpi suatu sosok manusia yang mengaku-aku sebagai Nabi
Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam maka dapat dipastikan bahwa
sosok itu adalah syetan. Karena meski tidak mungkin menyerupai bentuk
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, tetapi syetan bisa saja
mengaku-aku sebagai Rosululloh. Lalu bagaimana kita mengetahui kalau
sosok yang mengaku Rosululloh di dalam mimpi kita adalah benar-benar
asli Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ? Caranya adalah dengan
dicocokkan dengan hadits-hadits syamail yang shohih, yaitu
hadits-hadits yang bertutur tentang ciri-ciri Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam.


Ada pun karikatur yang digambar oleh orang-orang kafir dan mu-nafiq
adalah kebohongan, karena bagaimana mungkin mereka bisa menggambar
wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, sedangkan untuk
melihatnya saja mereka tidak mungkin bisa ?!!! Maka yakinlah bahwa apa
yang mereka lukis dan apa yang mereka bikin karikaturnya pasti bukan
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
Sumber dahwah.net

SUMBER
































































Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. Khazanah Islami - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger