Ramadhan di Eropa mulai 28 juni 2014

0 komentar

Dewan Peneliti dan Fatwa untuk Eropa (European Council for Fatwa and Research/ECFR) telah memutuskan bahwa Ramadhan di Eropa akan dimulai pada 28 Juni berdasarkan keputusan yang diambil melalui perhitungan astronomi.
“Bulan Ramadhan akan tiba pada Jumat, 27 Juni, 2014 at 08:08 GMT (11:11 waktu Makkah),” kata pernyataan dari dewan Arab yang berbasis di Dublin yang diperoleh OnIslam, seperti dilansir Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pernyataan itu menegaskan, bulan tidak akan tampak di negara-negara Arab dan Asia. “Bulan bisa terlihat jelas di sebagian besar negara Amerika Latin. Namun, penampakan hilal tidak mungkin di negara-negara Arab dan Asia, “ katanya menambahkan.
Islamic Society of North America (ISNA) mengatakan, Ramadhan akan dimulai pada Sabtu, 28 Juni di Amerika Utara. ECFR mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk mengadopsi perhitungan astronomi dalam menentukan awal bulan suci.
“Astronomi adalah ilmu modern yang mencapai tingkat akurasi yang besar dalam menentukan awal dan akhir bulan, karenanya kami mendesak Muslim Eropa untuk mengadopsi itu dalam menentukan awal bulan, terutama Ramadhan dan Syawal”, katanya.
Pihaknya juga meminta agar para imam masjid dan tokoh Muslim di semua negara-negara Muslim untuk menghormati hasil dari perhitungan astronomi untuk membantu menyatukan umat Islam di seluruh dunia.
Perbedaan Ramadhan
Penentuan Ramadhan dan penampakan bulan selalu menjadi isu kontroversial di antara negara-negara Muslim. Padahal Islam telah memberikan arahan untuk menentukan awal dan akhir Ramadhan dengan dua cara, yaitu Ru’yatul hilal dan hisab.
Ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam : “Berpuasalah karena melihatnya (hilal), berbukalah karena melihatnya (hilal), jika penglihatan kalian terhalang maka sempurnakan bulan Sya’ban jadi 30 hari” (HR. Bukhari 1909, Muslim 1081)
Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda: “Janganlah berpuasa sampai engkau melihat hilal, janganlah berlebaran hingga engkau melihat hilal” (HR. Muslim 1080).
Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab mengimbau umat muslim untuk tidak resah pada perbedaan penetapan awal Ramadhan. “Ikuti dan pilih penentuan awal Ramadhan sesuai sistem yang diyakini. Jangan jadikan perbedaan penetapan awal ramadhan sebagai sumber perpecahan dan keresahan umat,” katanya.
FPI melalui Habib Rizieq mengatakan,  mereka memakai metode Rukyatul Hilal pada penentuan awal Ramadhan dan memakai metode sulam klasik dalam membuat kalender hijriyah.
Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Agama RI, Zubaidi, di Jakarta, Selasa (24/6/2014) mengatakan, sidang itsbat (penetapan) awal Ramadlan 1435 dijadwalkan di Gedung Kementerian Agama Jakarta dengan mengundang perwakilan ormas Islam.
“Sidang dimulai dengan sessi pemaparan mengenai posisi hilal di Indonesia secara astronomis oleh Prof. Thomas Djamaludin (Lembaga Penerbangan dan Anatriksa Nasional/LAPAN) dan Cecep Nurwendaya (Badan Hisab Rukyat),” terang Zubaidi.
“Media dipersilahkan mengikuti, meliput dan menyiarkan sesi ini kepada masyarakat,” tambahnya.
Sebagai wahana sosialisasi dan edukasi bagi kepada masyarakat, Kementerian Agama menyelenggarakan lokakarya penentuan awal Ramadhan 1435 H. pada 25–26 Juni 2014 di Jakarta, dengan menghadirkan para pakar hisab-rukyat dan astronomi. (*)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. Khazanah Islami - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger