Tips Cantil alami

Bekas Luka Hilang Dengan Cara Alami Ini

Tak hanya jerawat saja yang mengganggu kecantikan kulit. Adanya bekas luka juga cukup menyebalkan bagi wanita karena membuat tampilan kulit jadi tidak halus dan bersih lagi.
Menghilangkan bekas luka ternyata juga tidak mudah. Tak hanya sekedar mengoleskan krim kemudian ia hilang begitu saja. Bahkan, terkadang sudah mencoba krim ini itu, bekas luka itu masih saja terlihat.
Kalau begitu coba saja cara alami menghilangkan bekas luka ini, hasilnya cukup ampuh dan efek sampingnya kecil.
Bekas luka kecelakaan
Apabila Anda memiliki bekas luka kecelakaan, maka Anda bisa memaskerkan ketumbar yang telah dihancurkan dan dijadikan pasta. Campurkan saja sedikit madu sehingga ketumbar agak kental, kemudian diaplikasikan pada seluruh bekas kulit. Biarkan selama 20 menit, kemudian bilas dengan air biasa.
Bekas jerawat
Bekas jerawat yang menghitam di wajah juga tak kalah menyebalkan. Menggunakan krim malam belum memberikan jaminan bisa mengenyahkan bekas jerawat dengan baik.
Cara yang ampuh adalah dengan memanfaatkan baking soda sebagai scrub yang dimassage lembut ke bagian bekas jerawat, kemudian dibiarkan kurang lebih 1 menit dan dibilas hingga bersih.
Memakai cara ini, hindari menggosok kulit terlalu keras agar tidak menimbulkan luka dan iritasi.
Melengkapi kedua cara di atas, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memberikan hasil penampilan kulit yang terbaik, sebagai berikut:

  • Kulit juga butuh nutrisi agar regenerasinya berjalan maksimal, untuk itu aplikasikan minyak vitamin E setiap malam sebelum Anda berangkat tidur. Cara ini juga efektif memaksimalkan kerja masker dan membuat bekas luka semakin lama semakin menipis dan hilang.
  • Minum banyak air putih agar dapat membantu tubuh mengeluarkan racun-racun di dalam tubuh. Air putih juga menjaga kelembaban kulit.
  • Memakai masker jeruk nipis atau jeruk lemon, lebih baik dicampur dengan air mawar agar tidak malah membuat kulit jadi iritasi.
  • Basuh wajah minimal 2 kali sehari dengan air dingin (tanpa sabun) agar mencegah penyumbatan pori.
  • Pilih sabun muka yang memang dapat membantu mengontrol kadar minyak pada wajah. Yang akan mengangkat sisa sel kulit mati dan kelebihan minyak di wajah sehingga wajah tetap segar dan berseri.

 Kunci utama untuk menghilangkan bekas luka adalah dengan melakukan semua tips di atas dengan telaten dan rutin. 

Ajaib, 4000 Tahun Lamanya Api Ini Tidak Mati

Fenomena alam memang kadang tak bisa dinalar oleh akal manusia. Tuhan menciptakan sesuatu tanpa bisa kita duga sebelumnya. Salah satu fenomena alam yang mungkin pernah Anda dengar adalah tentang api abadi.
Dilansir dari amusingplanet.com, adalah Baba Gurgur sebuah ladang minyak besar di dekat kota Kirkuk. Ladang yang pertama kali ditemukan di Irak Utara pada tahun 1927 ini memiliki api abadi. Api abadi yang terletak di tengah ladang ini digadang-gadang telah ada sejak 4000 tahun yang lalu.
Cerita tentang Baba Gurgur ini digadang-gadang sudah ada dalam Kitab Suci. Api ajaib ini diyakini digunakan untuk menghangatkan ternak selama musim dingin pada jaman dulu kala. Selain itu, banyak orang datang memuja api abadi ini jika mereka ingin memiliki anak laki-laki.

Api yang seakan tak akan pernah mati ini berada di dekat sumur yang berisi lumpur. Sumur ini tertutup sampah yang menumpuk dan mengandung banyak sulfur. Beberapa ratus meter ke Timur dari sumur ini ada 100 lubang atau bahkan lebih. Lubang-lubang yang ditemukan ini memiliki diameter 50 meter. Api ini ditemukan setelah orang-orang Irak penasaran, dari mana asalnya asap yang setiap hari muncul. Setelah dicari tahu, ternyata dalam salah satu lubang ini ditemukan api yang terus menyala meskipun disiram air.
Wah Ladies, begitu ajaibnya Tuhan ya? Selain di Irak, di beberapa tempat juga memiliki api abadi.

Tips Menghilangkan Cinta Ynag Tdak Perlu

Bedo'alah :

"Ya Allah, aku terima kondisiku yang sulit melupakannya dan masih menyayanginya, maka terimalah aku dan ibadah2ku ya Allah. (tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil istighfar perlahan)

Ya Allah, aku maafkan hadirnya rasa sayang yang tidak layak ini, aku maafkan dirinya yang sulit kulupakan, aku maafkan diriku yang terjebak dalam rasa cinta yang menggelisahkan, maka maafkanlah ia dan maafkanlah aku...(tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil istighfar perlahan)

Ya Allah, aku lepaskan rasa sayang ini dari ku, maka lepaskanlah rasa sayang yang tak layak ini dariku, aku adalah aku, dia adalah dia, aku adalah aku, rasa sayang kepadanya bukanlah aku. Aku adalah hamba yang hanya bergantung padaMu dan berharap kasih sayang Mu..(.tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil istighfar perlahan)

Ya Allah, aku serahkan urusan hati ini sepenuhnya kepadaMu, maka serahkanlah ketetapanMu yang terbaik kepadaku...dan sayangilah aku dalam peluk kasih sayangMu...(tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil istighfar perlahan)

Aamien...(tarik nafas yang dalam perlahan, tahan 3 detik, lalu hembuskan sambil ucapkan hamdalah)

Wallahu alam bish-showab
Kang Zain
Lead Trainer S3
Terapi Cahaya Hati
S3- Management 085693158546

Untuk Artikel info lainnya MARI KUNJUNGI : www.cahaya-semesta.com .

Jangan ke Dukun !!!

Ingatlah : Apapun Masalahnya, Sabar dan Sholatlah Solusinya


Apapun masalahnya, solusi utamanya adalah SABAR Khusyu dan SHOLAT Khusyu tanpa mencampurkan kebenaran dan kebatilan. Sila cek Q.S. Albaqarah ayat 42-46
---
Berdasarkan ayat tersebut, bukan hanya sholat yang harus dilakukan dengan khusyu, tapi sabar pun harus dilakukan dengan khusyu. 
Dan berdasarkan ayat tersebut, Khusyu terjadi bila kita yakin sedang bertemu (diperhatikan) oleh Allah dan kita yakin sedang kembali kepada-Nya. Dan Khusyu pun akan terjadi mana kala kita tidak mencampurkan yang hak dan yang batil.
---
Itu sebabnya, sabar dan sholat kita akan sulit khusyu jika kita masih menggunakan terapi jiwa yang lain sebagai penolong kita. Padahal sabar dan sholat adalah terapi jiwa yang sudah dilegalkan-Nya.
---
Sabar yang khusyu adalah bilamana kita tertimpa musibah, maka hati kita tetap terikat dan berusaha terikat hanya kepada Allah.
Sabar itu tidak menyalahkan siapapun atas masalah kita, sebab menyalahkan hanya menjauhkan kita dari Allah dan solusi-Nya. Temukan "solusi", bukan cari "kesalahan". Temukanlah Allah bukan mencari makhluk.
Sahabatku... sabar itu tidak mengeluhkan masalahmu kepada semesta, karena mengeluh itu hanya memperbesar permasalahanmu.
---
Sabar itu menerima dahulu kehadiran tamu yang bernama masalah itu sebelum engkau melepaskannya. Sebab engkau takkan mudah melepaskan sesuatu yang belum kau terima. Masalah akan mudah berpamitan bila sudah engkau jamu dengan istighfar.
---
Sabar itu menghargai nasehat yang hadir, sabar itu bersedekah karena Allah, sabar itu membantu sesama tanpa pamrih.
Kalau engkau sabar, maka akuilah bahwa masalah-masalah itu adalah akibat dosa-dosamu yang disadari atau dilupai. Jangan merasa "saya ini korban, saya ini terzalimi".
Kalau engkau sabar, maka maafkanlah masalahmu itu, maafkan orang-orang yang kau anggap biang keladinya, dan maafkanlah dirimu yang sempat kesal karena masalah-masalahmu.
Kalau engkau sabar, maka minta ampunlah atas dosa-dosamu, ayo jangan sombong, jangan merasa "saya benar, dia yang salah", beristighfarlah selembut hati terlembutmu.
Sabar itu bukan diam penuh khawatir atau bergerak dengan gelisah. Sabar itu diam tenang menunggu lanjutan hidayah-Nya (Inspirasi Solusi), sambil bergerak cerdas bersama hidayah-Nya. Sabar itu aktif. Diamnya orang sabar jauh lebih berkualitas dibandingkan bergeraknya orang yang ceroboh.
---
Apapun masalahnya, biasanya tujuan utamanya hanya dua : 
1. membuatmu semakin kuat, dewasa, dan cerdas
2. membersihkan dosa-dosamu,sehingga hidupmu lebih tenang. 
So, bersabarlah atas masalahmu.
---
Apapun masalahnya, yang penting adalah apakah dengan hadirnya masalah itu membuatmu semakin jauh dari Allah, atau justru semakin mendekatkanmu kepada-Nya. Sebab, masalah utama (primer) kita adalah ketika kita jauh dari اَللّه. Selain itu hanyalah masalah pelengkap (sekunder dan tersier). Jangan sibuk mengurusi yang sekunder dan tersier, lalu lupa terhadap yang primer.

So, apapun masalahnya, lakukan 3 hal berikut :
1. Sabar Khusyu
2. Sholat Khusyu
3. Tidak mencampurkan yang hak dan yang batil. Tidak mencampurkan terapi jiwa "Sabar dan Sholat" dengan terapi jiwa buatan manusia.
---
Nah, sahabatku...
Setelah hati sabar dengan ciri hadirnya rasa tenang dan optimis pada Allah maka sholat khusyu akan lebih mudah digapai.
Khusyu itu bukan perkara sekresi hormonal, state of mind, permainan otak, atau permainan pikiran. Itu sih hypnosis. Khusyu itu adalah keyakinan sedang diperhatikan oleh Allah sehingga hati kita tunduk, pasrah, tenang, nyaman, dan bahagia tak terkira.
Jika hati masih protes atas berbagai ketetapan Allah, hati belum yakin "apa benar Allah sedang memerhatikan saya dalam liputan kemahakasihsayang-Nya?" maka sholat khusyu akan jauh dari kenyataan, walaupun si hamba sudah punya gelar "certified" yang banyak.
Anda bayangkan, seorang hamba yang datang kepada tuannya dengan sikap protes, kecewa, dan marah. Lalu bandingkan dengan sikap seorang hamba yang menghadap tuannya dengan penuh kerendahan, pasrah, takluk, dan siap diperintah apapun oleh tuannya. Nah, hamba yang mana yang akan lebih dicintai dan diperhatikan oleh tuannya?
Maka itu, sabar dan sholat adalah paket yang tak bisa dipisahkan. Sabar tanpa sholat adalah kesombongan karena merasa "hidupku sudah tenang walau tanpa menyembah Allah dengan cara-Nya", sedangkan Sholat tanpa Sabar adalah kesombongan karena merasa "Allah ini kok gak paham keperluanku ya, padahal aku selalu menyembah Allah dengan cara-Nya".
Dan Aktifitas Sabar dan Sholat ini akan menjadi kesombongan yang semakin dahsyat jika Anda campurkan dengan aktivitas persihiran/perdukunan klasik atau modern yang mengandalkan jin atau pikiran, kecuali dukun beranak hehe.
Jangan sampai perasaan Anda berbisik "wah, sabar dan sholat saja belum cukup nih, perlu ada terapi jiwa yang lain agar jiwaku lebih tenang, optimis, dan semakin bahagia". Na'uudzubillaahi min dzaalik
Nah, bila Anda muslim dan mukmin sejati, dan yakin bawah "resep pertolongan" dari Allah itu pasti benar, maka sebelum Anda bergerak ke terapi buatan manusia, maka optimalkan/Khusyukan Sabar dan Sholat tanpa mencampurkan yang hak dan yang batil. 
Btw, coba renungkan dengan hati tersadar kita, adakah terapi jiwa yang lebih baik dari Sabar Khusyu dan sholat Khusyu? hmmm... kalau yang lebih mahal sih banyak ...

Kang Zain
www.cahaya-semesta.com

Syahwat, Hati, dan Otak

Syahwat itu letaknya di Perut dan di bawah Perut. Sedangkan Otak letaknya di kepala, dan Hati letaknya di antara Otak dan Syahwat.

Di sinilah pentingnya peran hati, ia berada di tengah-tengah antara Otak dan Syahwat, sehingga Hati berperan sebagai penyeimbang antara Otak dan Syahwat. Dan Otak di simpen di atas itu biar bisa memimpin Syahwat yang sukanya berproyeksi kemana-mana. Jadi, Otak berpikir bukan berdasarkan kehendak syahwat, melainkan syahwat aktif berdasarkan kehendak dari sang Otak yang sudah dibersihkan dalam ruku' dan sujud-sujud yang panjang.

Kenapa perlu ruku' dan sujud? Ketahuilah bahwa sejatinya Imam utama itu adalah Hati, yang diwakili oleh kinerja Qolbu dan Fuad. Dan Hati yang baik itu berimam kepada Ruh dan Wahyu dari Allah SWT. Ketika kita Ruku' maka Syahwat, Hati, dan Otak berada dalam posisi SEJAJAR, sehingga saat itulah terjadi proses BALANCING di kehidupan kita. Dan ketika bersujud, maka Otak yang biasanya berada di atas tengah "mentawadhukan" dirinya sepenuhnya kepada Allah untuk rela berada di bawah menempel dengan bumi, sehingga Sang Syahwat (Perut, Kelamin, dan Pantat) lah yang berada di atas ketika kita sedang bersujud, sedangkan Hati sebagai pusat Thowaf tetap berada di tengah menjadi penengah yang bijak.


Itu sebabnya kita tidak boleh meremehkan RUKU dan SUJUD ini. Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda, “Pencuri yang paling buruk adalah yg mencuri dalam shalatnya.”Para sahabat bertanya apakah yg dimaksud dgn mencuri dalam shalat. Dijawabnya, “Yaitu orang yang tdk menyempurnakan ruku dan sujud dalam shalatnya.” (HR.adDarami–atTarghib)

Artinya kita tidak boleh juga menjadi orang yang ANTI SYAHWAT dan mendewa-dewakan logika. Termasuk juga tidaklah boleh kita mendewa-dewa kan Hati, semua ada TAKARANNYA. Misalkan, mentang-mentang merasa dekat kepada Allah lalu kita pun jadi tidak hobi lagi berhubungan sex dengan istri dan kita pun menjadi pecandu puasa yang ekstrim. Mentang-mentang dekat kepada Allah maka kita pun menjadi malas mencari ilmu dan dunia. Ingatlah, ada saatnya kita pakai logika dan ada saatnya kita menggunakan syahwat, dan yang terpenting adalah : HATI tetap di tengah menjaga keseimbangan hidup kita. Dengan demikian, jadikanlah hati sebagai pusat rasa kita ketika kita beribadah kepada Allah SWT dan di saat kita menjalani hidup yang fana ini.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak (yang hampir selalu berorientasi pada syahwat), bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Q.S. 7 : 179)


wallahu a'lam
KZ
www.cahaya-semesta.com

Daftar Dosa

Berikut adalah 19 Dosa Besar yang bisa membuat Allah murka atau jengkel dan menurunkan Azabnya kepada muslimin 
1.    Syirik (Seperti menyekutukan Allah, menyalahgunakan Sunnatullah, dan pergi ke tukang dukun/sihir dan memercayainya dengan alasan berobat atau lainnya)
2.    Bid’ah yang bernuansa syirik. Seperti melakukan ritual ibadah tambahan yang tidak dianjurkan oleh Allah dan RosulNya tapi meyakini bahwa kalau ritual itu tidak dilakukannya maka hidupnya akan celaka
3.    Meninggalkan Sholat dengan sengaja, dan meremehkan sholat berjama’ah bagi pria
4.    Durhaka kepada kedua orang tua, khususnya kepada ibu
5.    Durhaka kepada suami dan khianat terhadap pasangan
6.    Berzina, termasuk Pendahuluan Zina, seperti Pacaran dan Onani yang diistiqomahkan
7.    Rizki Haram (seperti hasil korupsi atau hasil bisnis yang haram dan subhat)
8.    Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang dilarang (seperti Babi, Khomer, dan Anjing)
9.    Berjudi
10.    Riba dan Renternir
11.    Membunuh
12.    Fitnah
13.    Tidak ikhlas menerima ketetapan/takdir Allah dan lalu menyalahkan Allah atas takdir yang dijalaninya
14.    Mengkafirkan orang beriman
15.    Meremehkan hukum/syariat Allah
16.    Sumpah palsu (Ketika menjadi saksi di pengadilan atau Berbohong dengan diawali sumpah, seperti “Demi Allah”)
17.    Nazar yang tak ditepati
18.    Menghardik anak yatim
19.    Dosa-dosa biasa yang dirutinkan bisa menjadi dosa besar. “Berhati-hatilah kalian terhadap dosa kecil, sebab jika ia berkumpul dalam diri seseorang akan dapat membinasakannya.” (H.R. Ahmad dan Thabrani)

Berikut adalah beberapa contoh Dosa Aktif, atau yang melampaui batas, yang tidak disadari. 
1.    Membicarakan kekurangan orang lain (Ghibbah)
2.    Makan sambil berdiri (Standing party)
3.    Makan dan Minum dengan tangan kiri
4.    Makan tiga piring padahal satu piring pun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan jasadnya.
5.    Makan lupa membaca bismillah
6.    Membuang sampah sembarangan
7.    Membuang sampah ke tong sampah, tapi tidak tepat masuk ke dalamnya
8.    Membuang bungkus permen dari dalam mobil ke luar/jalan sembarangan
9.    Menyalip mobil dari arah kiri sehingga supir dan penumpang mobil yang disalip kaget dan emosi
10.    Menerobos lampu lalu lintas ketika merah menyala
11.    Tidak mau mengantri, dan  malah menyerobot
12.    Datang janjian terlambat, tidak tepat waktu
13.    Membuat SIM tembak
14.    Senyum berlebihan, sehingga terkesan plin-plan, tidak tegas
15.    Tidur Berlebihan, tidur lagi ba’da subuh
16.    Bekerja berlebihan, hingga selalu begadang
17.    Makan berlebihan, sampai kekenyangan, sehingga susah beraktivitas
18.    Minum berlebihan
19.    Tertawa terbahak-bahak, berlebihan
20.    Bercinta/Coitus dengan pasangan berlebihan, sehingga menganggu aktivitas inti
21.    Sholat terlalu cepat, tidak khusyu
22.    Bercanda yang menyinggung perasaan orang lain
23.    Berjanji manis tapi nyatanya pahit ( tidak sesuai dengan janji diawal)
24.    Suka berbicara dengan kata-kata yang berenergi negatif
25.    TV menyala tapi tidak ditonton, termasuk Listrik menyala tidak digunakan
26.    AC on padahal tidak diperlukan
27.    Mempunyai dua atau tiga buah kulkas, padahal satu kulkas sudah mencukupi
28.    Mendengarkan musik cinta yang membangkitkan syahwat yang tak perlu
29.    Memarahi anak dengan emosi tinggi, walaupun untuk tujuan kebaikan
30.    Berbicara dengan ibu dengan suara yang lebih keras dan intonasi yang lebih tinggi
31.    Pergi ke pasar/ ke mall dimana aurat bertebaran bebas
32.    Pergi ke suatu tempat dengan menggunakan mobil, padahal menggunakan motor atau sepeda sudah sangat memadai
33.    Kerja terlalu keras sampai lupa bahwa Sholat lebih utama dibandingkan bekerja keras.
34.    Begadang, bangun malam, tapi tidak Sholat Tahajud
35.    Bau mulut – bau ketiak – bau keringat
36.    Merokok; asap rokoknya kemana-mana dan buang putung rokok sembarangan.
37.    Gam Station, Game online, Game on road : catur, maim bola, olahraga, monopoli, Dan lain sebagainya

Berikut adalah beberapa contoh daftar Dosa Pasif (Jengkelisme)  yang mungkin saja rutin kita lakukan :
 

1.    HASAD (Penyakit SMS – Seneng Melihat orang Susah dan Susah Melihat orang Seneng)
2.    Jengkel karena nonton sinetron bersambung melulu
3.    Jengkel karena dimarahi ibu sendiri di hadapan teman-teman, ibu cerewet
4.    Jengkel kepada istri yang tidak menurut dan boros uang belanja
5.    Jengkel kepada suami yang pelit ngasih uang belanja, harus diminta dulu baru memberi, itu pun sepertinya terpaksa
6.    Jengkel kepada mertua karena mertua banyak mengatur kehidupannya
7.    Jengkel kepada menantu karena menantu tidak menghormatinya
8.    Jengkel karena difitnah oleh orang lain, merasa harga diri dan nama baik dicemari
9.    Jengkel karena anak tidak menurut, antar anak sering berantem
10.    Jengkel memiliki temen akrab tapi ia bau mulut atau bau ketiak
11.    Jengkel kepada pemerintah karena banyak pengemis beredar
12.    Jengkel karena sudah mules tapi susah keluar
13.    Jengkel melihat rumah sering berantakan
14.    Jengkel karena anak-anak sering menganggu konsentrasi di saat kita bekerja
15.    Jengkel kepada suami yang sepertinya sedang mendekati wanita lain
16.    Jengkel kepada tetangga yang sering manasin mobil di pagi hari dan asepnya kemana-mana
17.    Jengkel setelah berwudhu malah ingin buang angin
18.    Jengkel karena diare atau ingin pipis terus
19.    Jengkel karena anak sering ngompol di kasur padahal sudah besar
20.    Jengkel karena pembantu sudah dikasih tahu tapi tidak mengerti juga
21.    Jengkel lupa jumlah roka’at sholat
22.    Jengkel karena pas mau berangkat malah hujan turun
23.    Jengkel karena kesiangan sholat subuh
24.    Jengkel karena teman yang satu ini kerjaannya curhat melulu
25.    Jengkel karena kecopetan di kereta atau kehilangan sandal di masjid
26.    Jengkel karena ngaji-baca Al-Quran sering salah dan tidak lancar
27.    Jengkel karena belum bisa juga berbicara bahasa Inggris apalagi bahasa arab
28.    Jengkel karena mudah males sering bad mood
29.    Jengkel karena murid yang diajar tidak paham juga
30.    Jengkel karena maag sering kambuh
31.    Jengkel karena mudah masuk angin
32.    Jengkel karena sulit dapet jodoh
33.    Jengkel karena hutang tidak lunas-lunas, gali lubang tutup lubang
34.    Jengkel kepada bos, staf, atau rekan kerja
35.    Jengkel karena jalanan macet
36.    Jengkel karena kucing di rumah BAB sembarangan
37.    Jengkel karena dijahili atau dicandai seseorang secara belebihan, nyelekit rasanya
38.    Jengkel karena “diomongin” yang tidak enak oleh orang lain
39.    Jengkel karena didekati oleh orang yang tidak kita sukai
40.    Jengkel karena di minuman jus yang dipesannya ada lalatnya atau kotoran lainnya
41.    Jengkel karena jatuh cinta kepada wanita/pria yang tidak mungkin dinikahinya
42.    Jengkel karena kesebelasan kesayangannya dikalahkan oleh rival
43.    Jengkel dan sebal karena melihat kecoa yang sering muncul di kamar mandi
44.    Jengkel melihat ada Ustadz poligami
45.    Jengkel melihat pejabat yang korupsi
46.    Jengkel karena banyak yang berhutang padanya tapi belum mau membayar
47.    Jengkel karena kita sering jengkel padahal ingin bisa mema’afkan
48.    Jengkel karena disalip/disusul secara tidak sopan
49.    Jengkel karena imam sholatnya kelamaan
50.    Jengkel karena Khotib khutbahnya membosankan
51.    Jengkel karena mengantuk saat khutbah jumat
52.    Jengkel karena tiba-tiba listrik mati, padahal kerjaan di komputer belum di-save
53.    Jengkel karena Menstruasinya tidak lancar
54.    Riya, ingin dipuji (merusak hablumminallah)
55.    Takut dicaci manusia, sehingga tidak jadi beramal sholeh
56.    Terbawa emosi, ketika menonton film, karena terbawa emosi negatif di film tersebut
57.    Bahagia yang berlebihan
58.    Kesedihan yang berlebihan
59.    Rasa memiliki
60.    Rasa Menginginkan
61.    Rasa Kecewa terhadap masa lalu
62.    Dan lain sebagainya
Lampiran 2 (Dzikir Istighfar Cahaya Hati) 

Nabi shollallahu 'alaih wa sallam bersabda: "Penghulu Istighfar (Sayyidul Istighfar) ialah kamu berkata: "Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii  wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wawa'dika mastatho'tu a'uudzubika min syarri maa shona'tu abuu-u laka bini'matika 'alaiyya wa abuu-u bidzanbii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta"

(artinya : Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada ilah selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepadaku; dan aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan. Karenanya, ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

"Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapayang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga."  (HR Bukhari)

Urutan Istighfar Cahaya Hati : 
1.    Membaca “Astaghfirullaahal ‘azhiim wa atuubu ilaiih” (aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dan kepadaNyalah aku akan kembali) 33x
2.    Membaca Dzikir Istighfar Asmaul Husna “Allahumma Innaka Antal Ghofuurur Rohiim,  Ghofuurun Haliim, Ghofuurun Syakuur, ‘Aziizun Ghofuur, ‘Afuwwun Ghofuur, ‘Afuwwun Qodiir, Tawwaabun Hakiim, Tawwaabur Rohiim, Rohmaanur Rohiim”  10x
3.    Membaca Sayyidul Istighfar  (Mulai dari “Allahumma Anta Robbii ....s.d. ... Fa innaahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa Anta”) 10x
4.    Membaca “Astaghfiruka wa atuubu ilaiik” (aku mohon ampun padaMu dan kepadaMulah aku akan kembali) 10x
5.    Membaca “Hasbunallaahu wani’mal wakiil, ni’mal maula wani’man nashiir” (Cukup Allah bagiku sebagai pelindung dan penolong, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong) 10 x
6.    Membaca “Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim” (Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas izin/pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung)” 10 x

Keterangan : Jumlah frekuensi bacaan adalah relatif, semakin banyak semakin baik selama bisa dibaca fokus sepenuh hati.

Wallahu alam. 
Kang Zen
@ http://www.cahaya-semesta.com



nb : Jika penjelasan di atas kurang jelas, MARI ikuti Workshop Terapi Cahaya Hati, jadwal silakan lihat di Beranda web ini, dan jika ingin konsultasi Privat atau mengadakan IHT (In House Training), silakan hubungi  manajemen kami di 085693158546. Terimakasih atensinya. Salam Tenang

Terapi Hati


27 Langkah Terapi Cahaya Hati :

1.    Terima sepenuhnya Kondisi yang kurang baik ini, karena memang kondisi ini layak bagi sang diri. Semua masalah adalah layak/cocok/pantas bagi sang diri, itu sebabnya terima saja masalah itu SEPENUHNYA. Jangan pernah merasa bahwa "Bukan salah saya, saya hanyalah korban, sehingga masalah ini hadir kepada saya".

2.    Maafkan rasa Kesal Hati atas kondisi yang ada

3.    Memohonkan Maaf atas Pelaku yang menyebabkan kondisi ini hadir dalam hidup sang diri

4.    Minta Maaf kepada Allah karena kesal (tidak menerima ketetapanNya) dengan kondisi yang ada

5.    Lepaskan Masa Lalu (Kejadian yang memalukan, keinginan yang tidak terpenuhi, salah langkah dalam bersikap, hilangnya kesempatan dan lain sebagainya)

6.    Lepaskan Rasa memiliki (Atas apapun yang hari ini sedang dititipi/diamanahi oleh ALLAH SWT)

7.    Lepaskan Keinginan (atas segala sesuatu yang belum di”miliki” tapi sangat ingin memilikinya)

8.    Serahkan semua URUSAN ini kepada Allah

9.    Introspeksi, apakah masalah ini sebagai Ujian atau Azab/Hukuman/Peringatan? Kalau Ujian untuk meningkatkan keimanan dan kalau Hukuman adalah untuk membersihkan Kesalahan/Dosa

10.    Pengakuan diri atas Dosa yang pernah dilakukan – Kejujuran; apakah pernah atau masih rutin dilakukan hingga saat ini

11.     Menyadari Bahwa diri telah perbuatan Dosa besar, baik Dosa Aktif maupun Dosa Pasif (Daftar Dosa terlampir)

12.    Berkehendak tanpa paksaan untuk bertaubat karena Allah, bukan karena ingin yang lain...

13.    Menerima dan Meyakini Kondisi bahwa “Masalah Yang Timbul” adalah karena Dosa –Dosa masa lalu yang tidak / belum ditaubati, sehingga Allah tidak meridhoi kehidupan sang diri...

14.    Menerima dengan ikhlas atas hukuman Allah ini, dan berusaha menebusnya agar mendapat Ridho Allah

15.    Memaafkan hadirnya masalah ini, karena memang sungguh pantas masalah ini hadir kepada sang diri

16.    Memaafkan diri sendiri yang dulu sempat ceroboh berbuat dosa besar

17.    Minta MAAF kepada Allah atas berbagai prasangka negatif yang selama ini timbul kepadaNya

18.    Minta AMPUN kepada Allah atas berbagai dosa besar yang Pernah dilakukan sang diri

19.    Minta disucikan hatinya oleh Allah dengan washilah hadirnya masalah ini, dan dengan washilah dilakukannya dzikir istighfar beserta aksi nyata

20.    Minta RAHMAT dan KARUNIA Allah yang begitu luas

21.    Minta Petunjuk ALLAH, dan Minta dikuatkan untuk tetap berada di dalam petunjuk ALLAH

22.    Minta RIDHO ALLAH

23.    MINTA kepada ALLAH agar dihilangkan dari masalah yang tengah melilitnya

24.    Menyerahkan kembali semua urusan ini kepada Allah dengan sebuah keyakinan penuh bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik untuk sang diri

25.    Melakukan Dzikir Istighfar untuk membuka Cahaya Hati (Dzikir terlampir), tapi tidaklah boleh Anda menjadi ketergantungan terhadap Dzikirnya, Anda hanya boleh bergantung kepada Allah. Dzikir hanyalah washilah agar Anda lebih dekat kepada ALLAH SWT.

26.    Aksi Nyata membantu sesama yang membutuhkan

27.    BERIBADAHlah kepada ALLAH dengan NORMAL dan TENANG, tanpa mengharapkan apapun kecuali RIDHO ALLAH SWT.

Hubungan Islam dan Kufur

Hadits Arbain Nomor Delapan
Dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah, mereka menegakkan sholat, dan mereka membayar zakat. Maka jika mereka melakukan hal itu, mereka telah menjaga darah serta harta mereka, kecuali dengan hak Islam, sedangkan hisab mereka ada pada Allah swt.”
Takhrij Hadits
Hadits ini shahih muttafaqun ‘alaih. Imam Bukhari meriwayatkannya dalam kitab shahihnya pada nomor delapan dan pada nomor 4243, sedangkan Imam Muslim meriwayatkannya dalam kitab shahihnya pada nomor 16.
Kedudukan Hadits
Hadits yang simpel namun pada makna (jawami’ al-kalim) ini merupakan hadits pokok yang agung, sebab ia menjelaskan tentang batas antara Islam dan kufur, serta hubungan antara keduanya. Apakah prinsip hubungan keduanya adalah damai, sedangkan perang adalah situasional dan kondisional, ataukah prinsip hubungan antara keduanya adalah perang, sedangkan damai bersifat situasional dan kondisional?
Kandungan Hadits
Secara garis besar, hadits ini mengandung ajaran-ajaran berikut:
1.       1. Batas antara Islam dan kafir serta prinsip hubungan keduanya. Perang dan saling bunuh di antara keduanya, ataukah berdamai dan hidup berdampingan.
2.       2. Pokok-pokok ajaran Islam atau rukun Islam.
3.       3. Kehormatan jiwa dan harta serta terjaganya dari pertumpahan darah dan perampasan, serta aturan Islam terkait hal ini.
Prinsip Hubungan Antara Islam dan Kufur
Sebagian ulama memahami bahwa pada dasarnya prinsip hubungan antara Islam dan kufur adalah perang dan saling bunuh, sedangkan berdamai di antara keduanya hanyalah bersifat situasional dan kondisional. Pendapat ini didasarkan kepada makna lahiriah dari hadits Arba’in Nawawi yang ke delapan ini. Hadits ini menegaskan bahwa Rasulullah saw mendapatkan perintah dari Allah swt untuk memerangi umat manusia (an-nas), dan peperangan ini tidak akan berhenti sebelum mereka mengucapkan dua kalimat syahadat yang belanjut pada pembuktian ucapan dua kalimat syahadat tersebut dalam bentuk melakukan shalat, membayar zakat, dan pelaksanaan rukun Islam yang lainnya.
Namun, kalau pemahaman makna lahirian ini kita konfirmasikan kepada perjalanan hidup (sirah) Rasulullah saw, ternyata tidak selaras. Beliau mengkomunikasikan dan mendakwahkan Islam tidak dengan cara mengumumkan perang kepada umat manusia, baik saat masih berada di Makkah dan belum berhijrah, maupun setelah beliau saw berhijrah ke Madinah.
Sewaktu di Makkah, beliau tidak memerangi orang-orang kafir Makkah, padahal mereka selalu menyakiti Islam dan kaum muslimin. Dan saat tiba di Madinah, beliau tidak memerang Yahudi yang bermukim di Madinah, kecuali setelah mereka berkhianat kepada Negara Madinah dan mengkhianati konstitusi yang menjadi dasar negara tersebut. Beliau juga tidak memerangi kaum Nasrani Najran dan Yaman pada sepanjang sejarah hidup beliau, wallahu a’lam.
Ibnu Hajar Al-Asqalani
Tidak dimaknainya hadits Arba’in Nawawi yang ke delapan ini secara lahiriah, bukanlah pendapat baru. Sebab, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani ra (773-852H = 1372-1448 M), seorang ulama hadits pensyarah kitab Shahih Bukhari yang sangat masyhur, telah berpendapat demikian.
Ibnu Hajar berkata: “Jika ditanyakan: ‘Konsekuensi hadits ini adalah memerangi siapa saja yang tidak mau bertauhid (tidak mau masuk Islam)’, konsekuensi hadits ini tidaklah demikian.” Menurut beliau ra, ada beberapa penjelasan yang menafikan konsekuensi lahiriah tersebut di antaranya:
a.      a. Hadits ini memiliki kemungkinan mansukh, makna lahiriahnya sudah diberlakukan secara mutlak dan umum. Buktinya, perintah yang ada dalam Al-Qur’an bukanlah perintah untuk memerangi manusia seluruhnya tetapi perang terhadap orang musyrik saja (QS. At-Taubah: 5).
b.      b. Hadits ini memiliki kemungkinan lain, yaitu yang dimaksud dengan memerangi manusia bukanlah seluruh manusia tapi sebagiannya saja. Buktinya, kalau manusia itu termasuk ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), perintah perang itu menjadi tidak berlaku saat mereka mau membayar jizyah. Hal yang sama diberlakukan kepada penganut agama Majusi. Perintah untuk memerangi manusia juga tidak berlaku bagi orang kafir yang memiliki perjanjian dengan kaum muslimin, istilahnya kafir mu’ahid atau kafir mu’ahad.
c.       c. Kata “manusia” yang dimaksud dalam hadits ini sebenarnya hanyalah sebagian manusia, bukan keseluruhannya.
Dan masih ada sisi-sisi penjelasan lainnya yang disebutka oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar. Yang terpenting adalah konsekuensi lahiriah ini bukanlah yang dimaksud dan dimaui oleh hadits Nabi Muhammad saw ini (lihat Fathul Bari, juz 1, hal. 77).
Ibnu Taimiyyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra (661-728H/1263-1328M) juga berpendapat demikian. Beliau menjelaskan bahwa maksud hadits ini bukanlah terletak pada perintah untuk memerangi seluruh manusia, tapi dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa perintah berperang hanya ditujukan pada mereka yang dibenarkan untuk diperangi dari kalangan orang-orang kafir. Perintah ini berakhir saat yang diperangi telah mengucapkan syahadat.
Sirah (perjalanan) hidup Rasulullah saw tidaklah menunjukkan bahwa beliau memerangi manusia hanya karena mereka bukan orang Islam, melainkan karena mereka melakukan sesuatu yang menuntut untuk diperangi, yaitu ada tindakan hirabah (melakukan perlawanan dengan memanggul senjata) dan i’tida’ (melanggar hak-hak dan melakukan permusuhan).
Ash-Shan’ani
Ahli hadits lainnya yang telah mensyarah kitab Bulughul Maram dan pemilik kitab Subulus Salam, yaitu Ash-Shan’ani (1099-1182 H/1688-1768 M), juga berpendapat demikian. Ada dua hal, paling tidak, yang ditegaskan beliau dalam hal ini, yaitu:
1.      1. Maksud hadits ini adalah penegasan salah satu batasan akhir sebuah perang Islami terhadap orang-orang kafir yang dibenarkan untuk diperangi, yaitu manakala mereka sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, maka berakhirlah perang terhadapnya. Sedangkan batasan akhir lainnya dijelaskan dalam QS. At-Taubah: 29 dan 5.
2.       2. Kata “manusia” yang berlaku umum ini, sebenarnya tidaklah berlaku umum, tapi yang dimaksud adalah orang-orang tertentu, yaitu mereka yang memenuhi kriteria untuk diperangi, yaitu karena merekamuharibun—yang melakukan tindakan hirabah.
Penjelasan lebih detail tentang masalah ini bisa dilihat dalam Fiqh Jihad karya prof. Dr. Yusuf Qardhawi, juz 1, hal. 347 sampai hal 357. Wallahu a’lam. (Musyaffa Ahmad Rahim, MA).

Bersikap sewajarnya


Keadilan adalah merupakan tuntutan akal dan juga syariat.Keadilan adalah tidak terlalu berlebih lebihan terhadap sesuatu,tidak pula meremehkannya,tidak terlalu boros, dan tidak menghambur hamburkannya.Barangsiapa menginginkan, ia hendaklah mengendalikan setiap perasaan dan keinginan agar mampu bersikap adil di dalam setiap keadaan, samada ketika senang ataupun ketika marah, dan ketika gembira mahupun ketika sedih.Betapapun, tindakan berlebihan dan melampaui batas dalam menyingkap segala peristiwa merupakan wujud kezaliman kita terhadap diri kita sendiri.
Syariat sentiasa ditetapkan dengan prinsip keadilan.Demikian pula dengan kehidupan ini.Ia punberjalan sesuai dengan konsep keadilan pula.Manusia yang paling sengsara adalah mereka yang menjalankan kehidupan ini dengan hanya mengikuti hawa nafsu dan menuruti setiap dorongan emosi serta keinginan hatinya.Pada keadaan yang demikian itu, manusia akan merasa setiap peristiwa  menjadi sedemikian berat dan sangat membebani,seluruh sudut kehidupan ini menjadi semakin gelap gelita, dan kebencian,kedengkian serta dendam kesumat pun mudah bergolak didalam hatinya.
Dan akibatnya,semua itu membuat seseorang itu hidup dalam dunia khayalan dan ilusi.Ia akan memandang setiap hal didunia ini musuhnya.Ia menjadi mudah curiga dan merasa setiap orang disekelilingnya sedang berusaha menyingkirkan dirinya.Dan ia akan sentiasa di bayangi rasa was was dan kekhuatiran bahawa dunia ini setiap saat akan merenggut kebahagiannya.Demikianlah maka orang seperti itu sentiasa hidup dibawah naungan awan hitam kecemasan,kegelisahan dan kegundahan.
Menyebarkan desas desus yang boleh membuat orang lain gelisah sangat dilarang oleh syariat dan termasuk tindakan murahan.Dan itu, hanya akan dilakukan oleh orang orang yang tidak ada nilai nilai moral dan jauh dari ajaran ajaran ketuhanan.Begitulah maka………seperti maksud Al Quran yang berbunyi “………mereka mengira bahawa tiap tiap teriakan yang keras itu ditujukan kepada mereka.Mereka itulah musuh (yang sebenarnya)…………(Al Munafiqun:4)
Dudukanlah hati anda pada kerusinya, nescaya kebanyakan hal yang dikhuatirikannya tidak akan pernah terjadi.Dan sebelum sesuatu yang anda cemaskan itu benar benar terjadi,perkirakan saja apa yang paling buruk darinya.Dan kemudian persiapkan diri anda untuk menghadapinya dengan tenang hati.Dengan begitu,anda akan dapat menghindari semua bayangan bayangan  yang menakutkan yang telah merobek robek hati sebelum benar benar terjadi.
Hendaklah ditempatkan segala sesuatu itu sesuai dengan ukurannya.Jangan membesar besarkan persitiwa  dan masaalah yang ada.Bersikaplah secara adil,seimbang dan jangan berlebih lebihan! Jangan pula hanyut dalam bayang bayangan dan fatamorgana yang menipu.
Renungkanlah makna keseimbangan antara kecintaan dan kebencian yang di ajarkan dalam hadis Rasulullah SAW seperti berikut yang bermaksud: Cintailah kekasihmu sekadarnya saja, kerana boleh jadi dia akan menjadi orang yang kau benci satu ketika nanti.Dan bencilah orang yang kau benci sekadarnya saja, kerana boleh jadi dia akan menjadi kekasihmu suatu ketika nanti”.(Sumber: Laa Tahzan – karangan Dr ‘Ayidh bin ‘Abdullah Al Qarni).
Allah berfirman maksudnya: Mudah mudah Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang orang yang kamu musuhi diantara mereka.Dan Allah Maha Kuasa lagi Maha Penyayang (Al Mumtahanah:7).


Sesunggunya kebanyakan kekuatiran dan desas desus itu sedikit kebenarnya dan jarang pula benar benar terjadi.

[Rujukan: Buku Laa Tahzan oleh Dr ‘Ayidh bin ‘Abdullah Al Qarni terjemahan Noraine Abu]