Pasha "Ungu": Saya dan Uje Tanpa Batas


Mengenang almarhum Ustaz Jeffry Al Buchori (40) alias Uje, vokalis grup Ungu, Pasha (33), mengungkapkan bahwa ia dan Uje tanpa batas jika mengobrol.
Maksud Pasha, Uje bisa menjadi siapa saja bagi Pasha ketika mengobrol dengannya. "Antara saya dengan Uje tidak ada batas dari sisi obrolan. Dia bisa menjadi teman curhat, bisa menjadi apa saja yang teman butuhkan," ucap pemilik nama asli Sigit Purnomo Syamsuddin Said ini, yang hadir dalam pemakaman jenazah Uje di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat siang.
Pasha mengaku, dengan Uje beberapa kali ia ambil bagian dalam kegiatan yang sama. "Beberapa kali kami pernah bersama ya. Ya, betul, salah satunya di acara menembak di Kopassus di Cijantung (Jakarta Timur)," cerita ayah empat anak ini.
Pasha mengaku kaget ketika menerima kabar melalui BM (broadcast messages) tentang kepergian Uje untuk selamanya pada Jumat (26/4/2013) dini hari karena kecelakaan tunggal sepeda motor gede yang dikendarai oleh Uje di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.  "Waktu saya bangun setengah enam (05.30 WIB), saya baca broadcast, saya super kaget. Apalagi setelah saya baca beritanya karena kecelakaan, saya pikir tadi sakit atau apa," kisahnya.

Rhoma Irama: Uje Ingin Satukan Umat yang Terkotak-kotak


Penyanyi dan pencipta lagu dangdut kawakan Rhoma Irama memiliki kenangan bersama almarhum Ustaz Jeffry Al Buchori atau Uje. Kenangan itu disampaikan oleh Rhoma dalam tausyiah dalam rangka memperingati tujuh hari Uje meninggal dunia.
Rhoma menuturkan, suatu ketika ia dan Uje berbincang mengenai umat yang mulai terkotak-kotak. "Ya, kami pernah satu pesawat dalam suatu perjalanan. Kami banyak ngobrol-ngobroltentang kondisi umat yang sekarang ini terkotak-kotak," cerita Rhoma dalam wawancara usai memberi tausyiah di kediaman Uje, Perumahan Bukit Mas Narmada 3 Blok i No 11, Rempoa, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (2/5/2013) malam.
Cerita Rhoma lagi, setelah diskusi itu Uje mengatakan keinginannya untuk menyatukan umat melalui dakwahnya. "Beliau concern untuk menyatukan umat yang terkotak-kotak sebagaimana diperintahkan Allah SWT," ucap Rhoma.
Rhoma juga menilai Uje begitu cair dan pandai bergaul, sehingga, tak mengherankan, pada peringatan tujuh hari kepergiannya, publik bersemangat mengikuti "Doa Bersama untuk Uje" itu.
"Beliau juga sangat cair, mudah bergaul, suka bercanda, asyik orangnya. Ya, ini (dihadiri ribuan orang dari komunitas pengajian) fenomenal sekali. Ini bukti bahwa beliau sangat dicintai masyarakat, diidolakan masyarakat, jadi dambaan masyarakat. Semoga hal ini baik untuk beliau di akhirat," ucap Rhoma lagi.
"Tadi saya sampaikan doa supaya beliau amal ibadahnya diterima Allah SWT, diterima iman Islamnya," tutup Rhoma.

Pipik Dian Irawati Siap Jalani Iddah


Setelah resmi menyandang status janda istri almarhum Ustadz Jefry Al Buchori atau kerap yang disapa Uje, Pipik Dian Irawati harus menjalani Iddah selama 4 bulan 10 hari. Selama menjalani masa Iddah, Pipik tak mau keluar rumah.
"Saya tidak boleh keluar rumah, tidak boleh dandan dan tidak boleh memakai baju yang mencolok," kata Pipik, saat ditemui di kediamannya di Bukit Mas, Rempoa, Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (29/4/2013) malam.

Bahkan, Pipik siap menjalani kewajiban tersebut.

"Itu sudah kewajiban, memang dalam Islam itu suatu kewajiban. Dilaksanakan selama 4 bulan 10 hari," tegas Pipik.

Seperti Anda ketahui, Uje meninggal pada Jumat (26/4/13) lalu akibat kecelakaan tunggal saat hendak pulang ke rumahnya di daerah kemang.[lp/nty]

Opick Ajak Anak Uje Berduet


Kepergian sang ayah yang dicintai tentu masih menyisakan kesedihan bagi Adiba Khanza Az-Zahra, anak sulung pasangan (alm) Ustaz Jeffry Al Buchori dan Pipik. 

Toh, hidup harus terus berlanjut. Tak mau larut dalam duka, Adiba pun mulai kembali beraktivitas. Oleh penyanyi Aunur Rofiq Lil Firdaus atau yang dikenal dengan Opick, Adiba diajak menunjukkan kemampuan bernyanyi di hadapan peserta acara Forum Komunikasi Generasi Muda Boolang Mongondow (FKGMBM), di Kalibata City, Jumat (9/5/2013). Hadir dalam kesempatan tersebut  Bupati Bolaang Sehan Landjar dan H Salihi Mokodongan, Bapak Bupati Induk. 

"Iya, ini pertama kali Adiba nyanyi sama Uwak (Opick). Deg-degan, seneng. Diajak juga sih sama Uwak," kata Adiba. 

Opick yang juga sahabat mendiang Uje yakin dengan kemampuan Adiba. Bahkan ada satu lagu yang telah dipersiapkan olehnya khusus untuk Adiba. "Saya kenal dengan bapaknya, kebetulan saya bikin lagu Umi, yang nyanyi nanti harus Dibah," sambung pelantun 'Tombo Ati' tersebut. 

Opick juga yakin dengan acara seperti itu bisa mengasah kemampuan Adiba dalam menyampaikan dakwah dalam nada. "Dengan kegiatan ini Adiba bisa matang di panggung musik Tanah Air," tegas Opick. 
sumber

Kisah Istri Uje (Ustad Jefri)


Mulai dari Kemoceng, Firasat, hingga Bukan Wanita Baik-baik

Berikut ini adalah penuturan Pipik saat tahlilan malam kedua yang disiarkan Metro TV di program Just Alvin, Sabtu (27/4/2013) malam.

"Uje buat saya, beliau selain suami, beliau guru buat saya. Saya bangga luar biasa. Saya selalu ingat kata-kata beliau, yang selalu mengajarkan saya dan anak saya. Ke anak saya beliau selalu bilang, Abi tidak akan pernah memaksa kalian harus seperti Abi. Kalian sudah bermanfaat untuk orang lain saja, Abi sudah senang.

Mau kalian jadi apapun kalian harus beriman, jangan tinggalin salat. Selalu setiap kali bertemu siapapun, baik itu pemulung, kalian harus mendoakan dia. Itu yang selalu diterapkan kepada anak-anak.

Dan beliau mencontohkan hal-hal yang luar biasa. Seperti di lampu merah, ada penjual apapun, beliau selalu beli. Sampai anak-anak (bertanya), Abi buat apa beli kemoceng. Udah beli saja yang penting bermanfaat. Yang terpenting mereka pulang bawa rezeki buat istri dan anak-anaknya. Itu yang selalu dicontohkan kepada anak-anak.

Maaf, terus ada peminta-minta dia selalu bilang ke anak-anak, ayo siapa yang mau ngasih, ayo siapa yang punya uang. Lalu anak-anak saling berebutan mencari di kantongnya masing-masing.

Dan beliau juga selalu menasehati saya, kamu harus jadi wanita yang kuat. Karena kamu adalah ibunya muslimat-muslimat semuanya.

Kamu harus bisa mendidik anak-anak, karena lima menit kedepan kita gak pernah tau skenario Allah untuk kita, lima menit ke depan, abi gak pernah tau apa yang akan terjadi pada diri abi. Jadi kamu harus kuat, kamu harus siap.

Dan Allah membuktikan itu. Lima menit gak pernah tau, takdir baik seperti ini. Dan saya bangga luar biasa.

Beliau juga mengajarkan saya, jika kita dicaci maki, kita dizolimi, kita jangan pernah membalasnya dengan caci makian. Doakan mereka. Itulah sesungguhnya kemuliaan.

Saya, juga berterimakasih kepada semua masyarakat dimanapun. Saya yakin beliau sekarang sudah bertemu dengan Rasulullah Alaihi wassalam, yang menjadi kebanggan beliau.

Setiap mau tidur, saya tidak pernah tidak mendengar dari mulut beliau bersenandung, bershalawat. Tidak pernah tidak dengar. Sampai belakangan ini juga selalu begitu.

(Pipik terisak. Dia terdiam sesaat....)

Sewaktu saya melihat dan menyaksikan sendiri, begitu banyak antusiasme masyarakat yang ingin memegang keranda, menggendong dan ingin mensolatkan, ingin mengantar ke pemakaman. Di dalam mobil jenasah saya peluk keranda, saya ngobrol. Dan saya yakin suami saya mendengarkan saya. Saya bilang, Abi, Umi bangga punya suami seperti Abi. Abi bangga, Allah kirimkan manusia seperti Abi.

Karena saya sama beliau dari nol. Karena saya juga bukan... bukan...bukan... Saya juga bukan wanita, bukan wanita yang baik-baik...kita berdua mengarungi perjalanan yang luar biasa. Kita berdua susah senang. Ini adalah ujian yang harus saya nikmati berdua.

Saya bilang, Abi bisa lihat ribuan masyarakat mengagumi Abi. Abi bangga...Abi bangga. Umi janji, Umi akan mendidik anak-anak, membesarkan anak-anak. Sehingga Abi bangga sama mereka. Mereka akan menjadi besar seperti Abi. Saya bicara seperti itu.

"Umi bangga punya suami seperti Abi. Abi bangga, Allah kirimkan manusia seperti Abi" [foto @PipiknaUJE]

Ya Allah,
Saya ingat satu, saya ingat terakhir kemarin. Saya gak menganggap ini firasat. Tapi saat siang, saya tidur sama beliau, beliau pegang tangan saya. Terus beliau bilang, Umi belajar dong, mandiin jenasah. saya bilang gak ah, takut.

Gak apa-apa, kita coba yuk, Dikaffa-nin. Siapa yang jadi modelnya Bi, saya bilang begitu. Terus dia bilang, Abi saja yang jadi modelnya. Ya sudah kita berdua saja yang jadi modelnya. Saya bercandain begitu. Atau Umi yang jadi Malaikatnya deh, terus umi tanya, "Man Robbuka". Saya masih becandain seperti itu. Dan beliau ketawa..

Beliau..beliau..ngajak saya baca "Subhanal Malikil Quddus", yang selalu beliau baca sebelum memulai ceramah. Ayo, Mi, kita baca bareng-bareng. Terus saya bilang, Abi, kok saya baca "Subhanal Malikil Quddus" suka terbalik-balik yah. Lalu beliau tuntun saya.

Dan saya ingat kata-kata terakhir beliau di sini, di meja makan. Beliau bilang, kalau Abi masuk surga, terus Abi melihat gak ada orang tua Abi di situ, Abi akan tanya sama Allah, ya Allah, saya tidak mau masuk surga karena tidak ada orang tua saya. Saya mau keluar mencari orangtua saya.

Lalu dia bertanya kalau Abi masuk surga, gak ada anak-anak Abi, Abi akan bilang sama Allah. Ya Allah saya masuk surga tapi kamu meninggalkan anak-anak saya.

Kalau Abi masuk surga, Abi gak melihat ada Umi, Abi akan keluar, ya Allah kenapa gak ada istri saya. Jadi, buat saya beliau lebih mengutamakan orang lain terlebih dahulu.

Salamun khairotim muttaqin, semoga kita semua penghuni kuburnya dan surganya bisa berkumpul bersama di sana.

(Menangis tersedu. Sesaat kemudian...)

Terimakasih. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

sumber

Pesan Terakhir Uje: Bismika Allohumma Ahya Wa Amuut.


 Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun. Pedakwah Ustaz Jefri Buchori menulis pesan terakhirnya sebelum wafat. 
Di akun me dia sosial khusus android path, Uje menulis, “pada akhirnya..semua akan menemukan yang namanya titik jenuh.. dan pada saat itu..kembali adalah yang terbaik.. kepada siapa? Kepada DIA pastinya..Bismika Allohumma ahya wa amuut.”
Ustaz Jefri Al Buchori dikenal dengan sebutan ustaz gaul. Ketika kali pertama berdakwah,  Uje melakukan dakwahnya di sebuah masjid di Mangga Dua. Seperti dilansir wikipedia, Pipik Dian Irawati, istrinya, menuliskan teks dakwah yang mesti disampaikan saat itu. Hasilnya, honor ceramah sebesar Rp 35.000 dia bawa pulang dan langsung diberikan kepada istrinya.
Dari situlah Uje mulai berdakwah lewat majelis taklim, mushala, masjid, dan perlahan-lahan bisa seperti sekarang ini, dikenal oleh masyarakat banyak dikagumi oleh seluruh kalangan.

Sekitar Jumat (26/4) dini hari, almarhum menggunakan motor Kawasaki B 3590SGQ. dari arah Kemang menuju ke kawasan Pondok Indah. Ketika berada di sekitar Jalan Gedong Raya, UJ menabrak trotoar, kemudian limbung dan menabrak pohon palem, demikian keterangan yang kami dapat dari Kombes Polisi Wahyu Hadiningrat, Kapolres Jakarta Selatan.
Beliau dikabarkan mengalami luka di bagian wajah. Warga sekitar langsung membawa almarhum menuju RS Pondok Indah. Setelah menjalani perawatan selama beberapa jam, UJ dinyatakan meninggal dunia.
Motor yang dikendarainya dalam kondisi rusak parah. Bagian depan motor mengalami ringsek. Bahkan, helm hijau yang dikenakan UJ pun tampak terurai di bagian bawah
Jeffry pertama kali dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Indah dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Fatmawati, kata petugas TMC Polda Metro Jaya, Aiptu Kasno.
Saat ini jenazah disemayamkan di rumah duka dan akan dimakamkan di pemakaman umum Karet Bivak ba’da sholat jumat setelah disholatkan di Masjid Istiqlal Jakarta. (sbb/dakwatuna.com)
Redaktur: Saiful Bahri